Khusus untuk Indonesia, tumpukan food loss and waste di Indonesia sepanjang 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton atau setara 115-184 kg/kapita/tahun.
Dari segi dampak ekonomi mencapai Rp213-551 triliun per tahun dan setara dengan potensi penggunaan 61-125 juta orang atau 29-47 persen.
“Dalam peta ketahanan dan kerawanan pangan serta indeks kerawanan pangan tahun 2022, masih ada wilayah di Indonesia yang rawan pangan dan memiliki indeks ketahanan pangan yang rendah. Hal ini menjadi perhatian kita bersama agar mengelola dan menurunkan food loss and waste karena masih banyak penduduk Indonesia yang butuh makanan,” ucap Arief.
Lebih lanjut Arief menyampaikan berdasarkan piramida hierarki upaya penyelamatan pangan, fokus utama diprioritaskan pada aksi mencegah terjadinya food waste. Prioritas kedua yaitu pada tahapan mendonasikan pangan berlebih sekiranya tidak bisa diselamatkan lagi.
Ketiga, pemanfaatan pangan untuk pakan, jadi bedanya pangan dan pakan kalau pangan buat manusia, pakan buat hewan. Lalu, pemanfaatan untuk industri dan berikutnya kompos dan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir.
“Bapanas telah mengedepankan tiga langkah dalam menjaga ketahanan pangan, better nutrition, better behavior dan better collaboration. Oleh karena itu di Indonesia Bapanas memprakarsai gerakan selamatkan pangan menuju zero waste to end hunger,” tegasnya. ***