Wajib Tahu: 3 Jenis Pelecehan di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

12 Mei 2023, 14:24 WIB
Tindakan dianggap sebagai pelecehan jika konsisten dan berlanjut dari waktu ke waktu. Namun, insiden satu kali pun dapat dianggap sebagai pelecehan, jika terbukti parah dan berdampak signifikan pada korban / // pixabay/ Mohamed Hassan

MALANG TERKINI – Kasus pelecehan seksual di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Dalam satu bulan ini saja telah banyak berita muncul, seperti seorang karyawati di Cikarang yang diajak ‘staycation’ oleh atasannya dengan dalih syarat perpanjangan kontrak kerja.

Kasus ini pun telah menyita perhatian publik, termasuk Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI Afriansyah Noor. Afriansyah telah meminta perusahaan untuk memecat oknum atasan berinisial B, sebagai terduga pelaku ajakan kencan, sambil proses hukum untuknya tetap berjalan.

Sebagaimana diketahui bahwa korban kasus staycation AD (24) adalah karyawan outsourcing PT Ikeda, yang ditempatkan di PT Kao Indonesia. Sedangkan terduga pelaku inisial B menjabat sebagai manajer di PT Ikeda.

Baca Juga: Apa Itu Sifilis? Ketahui 5 Fakta tentang Penyakit yang sedang Melonjak Hingga 70 Persen di Indonesia

Afriansyah memuji langkah perusahaan agar manajer nakal tersebut diberhentikan. Namun, dirinya menyayangkan lemahnya pengawasan di perusahaan yang berujung pelaporan dugaan pelecehan.

Selain itu, Afriansyah juga meminta agar perusahaan dapat memberi dukungan moril kepada korban dugaan kasus pelecehan, AD.

Dilansir Malang Terkini dari EasyLlama, berikut adalah informasi dan strategi mendetail tentang cara menghentikan pelecehan di tempat kerja.

Apa yang dianggap pelecehan?

Pelecehan adalah perilaku yang tidak diinginkan yang menyerang dan membuat seseorang merasa terintimidasi atau terhina. Perilaku ini dimaksudkan atau sering kali berhasil melanggar martabat seseorang dan mengembangkan lingkungan yang bermusuhan dan merendahkan.

Baca Juga: 7 Tanda Banyak Orang Mendoakan Hal Baik Untukmu

Tindakan biasanya dianggap sebagai pelecehan jika konsisten dan berlanjut dari waktu ke waktu. Misalnya terus-menerus menekan dan menakut-nakuti orang lain. Perilaku ini, jika dilihat secara individual mungkin dianggap tidak menyinggung, tetapi pengulanganlah yang menghasilkan pelecehan.

Namun, insiden satu kali juga dapat dianggap sebagai pelecehan jika terbukti parah dan berdampak signifikan pada korban.

3 Jenis pelecehan di tempat kerja yang umum terjadi

Di bawah ini adalah beberapa masalah pelecehan di tempat kerja paling umum yang dapat ditemui di kantor:

1. Diskriminasi

Praktik diskriminatif dapat mencakup pengucilan sosial, penolakan promosi, atau tunjangan dan perlakuan yang tidak setara terhadap karyawan. Hal ini seringkali didasarkan pada karakteristik yang dilindungi (seperti jenis kelamin, ras, atau usia) tetapi juga dapat disebabkan oleh status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, atau kebangsaan yang berbeda. Diskriminasi tersebut dapat dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar.

Baca Juga: Susul Jepang, Giliran Italia Alami Krisis Angka Kelahiran

2. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual didefinisikan sebagai rayuan dan perilaku seksual yang tidak diinginkan terhadap bawahan atau rekan kerja. Ini adalah pelanggaran pelecehan di tempat kerja yang serius. Mencegah pelecehan seksual di tempat kerja harus menjadi prioritas.

Ini bisa dalam bentuk yang berbeda, bentuk pelecehan seksual yang paling umum adalah kekerasan fisik, sentuhan, komentar tentang penampilan, gerakan sugestif seksual, dan e-mail atau pesan teks yang melecehkan.

Dalam beberapa kasus, pelecehan seksual bisa jadi sulit untuk diidentifikasi, terutama karena pelaku pelecehan sering kali berusaha untuk tidak kentara. Jika ada interaksi fisik atau jenis interaksi lainnya dengan rekan kerja yang membuat kita merasa bersalah, kemungkinan besar itu adalah pelecehan.

Sangat penting bahwa pelatihan pelecehan seksual harus diberikan kepada manajer dan karyawan untuk menghindari masalah hukum.

3. Kekerasan fisik atau verbal

Ancaman penyerangan fisik di tempat kerja dapat berupa menyandung, mendorong seseorang, meludah, mengambil atau menghancurkan barang miliknya, bahkan menendang atau meninju seseorang.

Baca Juga: Studi: Lelah Ekstrem Terus Menerus Pasca Covid-19, Terapi Perilaku Kognitif Bantu Kurangi Kelelahan

Bisa juga berupa caci maki dengan menggunakan bahasa yang menghina atau mengintimidasi rekan kerja. Pelecehan di tempat kerja seperti ini tidak boleh ditoleransi. Berikut adalah sumber-sumber kekerasan lain di tempat kerja:

- Menyalahgunakan kekuasaan

Penyalahgunaan kekuasaan adalah penyalahgunaan wewenang oleh supervisor dan manajer, seringkali memberikan tugas yang berlebihan atau merendahkan. Mengambil keuntungan dari posisi yang lebih tinggi dengan meminta staf untuk menjalankan tugas pribadi, atau mengancam mereka.

- Penindasan / cyberbullying

Cyberbullying dapat membuat pernyataan kritis atau diskriminatif dan penghinaan publik secara online. Penggunaan media sosial atau email untuk berbagi gosip atau informasi yang memalukan atau tidak pantas tentang rekan kerja atau bawahan dianggap sebagai cyberbullying dan sering juga ditemukan di tempat kerja.

- Pembalasan

Pembalasan berarti menganiaya karyawan atau mencari semacam balas dendam sebagai tanggapan atas keluhan pelecehan yang dia ajukan tentang penyelia atau bahkan rekan kerja.

Saran menangani pelecehan di tempat kerja untuk karyawan

Jika kita yakin sedang atau telah dilecehkan di tempat kerja, dianjurkan untuk melaporkannya sesegera mungkin. Semakin awal masalah didiskusikan dan ditangani, semakin tinggi kemungkinannya untuk diselesaikan dan menghentikan perilaku yang tidak pantas.

Inilah yang perlu diingat sebelum memulai keluhan:

Baca Juga: WHO Cabut Status Darurat Kesehatan Global Cacar Monyet ‘Monkeypox’

1. Dokumentasikan semua insiden pelecehan

Pastikan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang setiap kejadian yang dialami.

Ingatlah, dalam kebanyakan kasus, tindakan tersebut hanya akan dianggap sebagai pelecehan jika dilakukan terus-menerus dan berulang, dan kita harus bisa membuktikan ini.

Catat nama orang yang melecehkan, posisinya di perusahaan, dan jenis pelecehan apa yang dia lakukan. Jangan lupa sertakan tanggal dan waktunya. Semua informasi ini akan membantu kasus bergerak maju dengan keluhan kita.

2. Cari saksi

Rekan kerja kita dapat mendukung dan menguatkan bukti saat kita siap untuk mengajukan keluhan. Siapapun yang hadir selama penyerangan atau menurut kita mungkin telah mendengar percakapan yang membahayakan.

Jika seseorang melecehkan atau menindas kita, ada kemungkinan besar hal ini juga terjadi pada orang lain. Bicaralah dengan orang-orang di sekitar dan saling membantu.

3. Tetap tenang dan profesional

Hindari perilaku impulsif atau sembrono. Ikuti proses pengaduan yang ditetapkan oleh perusahaan dan pastikan kita dapat meluangkan waktu untuk mengumpulkan semua informasi yang diperlukan.

Tinjau situasi secara objektif sehingga ketika tiba waktunya untuk mengemukakan masalah tersebut kepada penyelia, atau departemen sumber daya manusia, kita dapat mengajukan kasus yang lebih baik untuk diri sendiri.

Baca Juga: 8 Tanda Teman Toxic yang Iri Padamu, Salah Satunya Mencoba Mengalahkan Kita

4. Tindak lanjuti keluhan kita

Jika kita melihat tidak ada yang dilakukan, jangan ragu untuk melanjutkannya. Hal terakhir yang diinginkan adalah pelecehan berlanjut, tetapi meskipun pelaku menghentikan perilakunya, keluhan kita masih perlu ditangani dan diselidiki.

Menindaklanjuti keluhan mungkin akan sangat menakutkan, namun kita dapat meminta bantuan jika perlu atau ketika merasa tidak aman. Apabila penyelia tidak memberi informasi terbaru, hubungi departemen sumber daya manusia, dan jika merasa mereka tidak mau membantu, maka kita dapat mencari bantuan hukum.***

Editor: Niken Astuti Olivia

Tags

Terkini

Terpopuler