Varian Arcturus Masuk Indonesia, Apakah Lebih Mematikan dan Bisakah Vaksin Melawannya?

14 April 2023, 20:42 WIB
Para ahli mengatakan bahwa varian Arcturus memicu gejala baru seperti mata gatal yang menyerang anak-anak ///Unsplash/Fusion Medical Animation

MALANG TERKINI – Penyebaran Covid varian baru yang dijuluki 'Arcturus', memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

Bagaimana kita tahu jika terinfeksi Arcturus? Apakah lebih mematikan? Dan ada berapa banyak kasus di Indonesia?

Omicron XBB.1.16, nama ilmiah dari jenis Covid baru ini telah banyak dilaporkan terjadi di beberapa negara belakangan ini.

Baca Juga: Sempat Viral! Pencuri Motor Cantik di Magelang Ternyata Hoax

Arcturus terdeteksi di Indonesia

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melaporkan bahwa berdasarkan hasil penelusuran genome sequencing pada akhir Maret kemarin, di Indonesia telah terdeteksi dua kasus varian Arcturus.

Menurut Kemenkes, dua pasien yang terinfeksi varian Arcturus di Indonesia mengalami gejala ringan. Namun lebih lanjut, Kemenkes tidak menyebutkan domisili dari dua kasus tersebut.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi dan Onkologi Medik, Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa varian Arcturus bisa 'lolos' dari antibodi vaksinasi dan infeksi alamiah.

Lantas, apakah Arcturus ada gejala baru? Apakah vaksin masih bekerja melawannya? Dan mengapa itu disebut Arcturus?

Baca Juga: Bolehkan Zakat Melalui Online? Ini Penjelasannya!

Apa itu XBB.1.16 atau Arcturus?

Omicron XBB.1.16 atau Arcturus adalah Omicron yang bermutasi dan pertama kali terdeteksi di India pada bulan Januari 2023.

Dikatakan bahwa di beberapa negara, varian XBB ini menyebabkan kasus melonjak sebanyak empat kali lipat dalam satu bulan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Arcturus adalah salah satu dari lebih dari 600 sub-varian Omicron yang saat ini beredar. Sub-varian lainnya yang juga sedang terdeteksi, di antaranya Kraken (XBB.1.5) dan Orthrus (CH.1.1).

Data terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris, menunjukkan bahwa Kraken adalah jenis yang dominan di Inggris, per 26 Maret, menyebabkan 51 persen kasus, dan Orthrus berada di belakang dengan 10,4 persen kasus.

Mengapa Arcturus memicu kekhawatiran?

WHO saat ini sedang memantau varian Arcturus, termasuk ada beberapa mutasi virus yang dinilai mengkhawatirkan.

Baca Juga: Ini Titik Lokasi dan Tipe Rest Area Tol Trans Jawa Untuk Mudik Lebaran 2023

Dalam konferensi pers pada 29 Maret, Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Covid WHO, menerangkan bahwa belum ada laporan serius mengenai tingkat keparahan yang signifikan terhadap individu yang tertular.

Di India, lonjakan kasus yang terjadi memicu kekhawatiran, karena varian Arcturus menyebabkan kasus naik 13 kali lipat dalam sebulan terakhir. Hal ini telah mendorong otoritas kesehatan India, menjalankan kembali latihan rumah sakit. Selain itu, penggunaan masker kembali ditegaskan di sana.

Sebuah studi juga mengatakan bahwa Arcturus memiliki 1,2 kali lebih menular daripada varian Kraken, penularannya dianggap sama dengan penyakit campak.

Tim kesehatan Jepang menyebut bahwa varian baru ini akan 'menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat'.

Seberapa mematikan gejala Arcturus ?

Meskipun dianggap sebagai varian yang paling menular, tampaknya tidak lebih mematikan daripada jenis Covid lainnya. Tetapi lonjakan kasus yang terjadi dapat membuat layanan kesehatan atau rumah sakit kewalahan.

Bagaimana cara membedakan Arcturus dari varian lain?

Sebagaimana diketahui bahwa pada umumnya gejala Covid antara lain demam tinggi, batuk, pilek dan kehilangan indera perasa, serta indera penciuman.

Baca Juga: Celine Dion Rilis ‘Love Again’ Setelah 4 Tahun Vakum Karena Penyakit Saraf Langka yang Diderita

Tetapi dokter di India mengklaim bahwa anak-anak yang terinfeksi varian Arcturus, menunjukkan terkena konjungtivitis, gejala yang ditunjukkan sedikit berbeda dari varian lainnya.

Konsultan dokter anak di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Mangla, serta mantan pejabat di Akademi Pediatri India, Vipin Vashishtha, mengungkap bahwa gejala yang ditimbulkan Arcturus, mempengaruhi mata anak-anak dengan tiba-tiba.

Dia mengatakan peningkatan kasus yang terjadi dari varian Arcturus, melibatkan infeksi mata atau konjungtivitis berupa mata gatal atau mata terasa lengket, gejala yang tidak dia saksikan selama gelombang Covid sebelumnya.***

Editor: Niken Astuti Olivia

Tags

Terkini

Terpopuler