Lebih Beresiko Terjangkit Covid-19, Penderita Gangguan Mental Perlu Suntikan Booster setelah Vaksinasi  

- 4 November 2021, 08:44 WIB
Ilustrasi booster - Pasien Covid-19 dengan gangguan kesehatan mental dijadwalkan untuk mendapatkan suntikan booster 6 bulan setelah vaksinasi Covid-19
Ilustrasi booster - Pasien Covid-19 dengan gangguan kesehatan mental dijadwalkan untuk mendapatkan suntikan booster 6 bulan setelah vaksinasi Covid-19 /PIXABAY/fernandozhiminaicela

 

MALANG TERKINI - The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menambahkan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan skizofrenia, dalam daftar kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko orang terkena COVID-19 yang parah. Untuk itu, mereka juga dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima suntikan booster. 

Healthline melaporkan, sejak 2019 pandemi Covid-19 memicu tekanan tak henti-henti mulai dari pemutusan hubungan kerja, kegiatan belajar mengajar yang hanya dilakukan secara daring, dengan ketidakstabilan ekonomi dan keuangan.

Benjamin Miller, PsyD, pakar kesehatan mental dan presiden Well Being Trust mengungkap hasil penelitian selama satu setengah tahun terakhir bahwa skizofrenia adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk kematian terkait Covid-19.

Baca Juga: Kewalahan dengan Kasus Covid-19 yang Parah, Makin Banyak Nakes di Singapura Mengundurkan Diri

Mengapa penyakit mental menjadi faktor risiko Covid-19?

Meskipun tidak jelas mengapa gangguan mood membuat seseorang lebih rentan terhadap COVID-19 yang parah, para ilmuwan percaya ada banyak faktor yang berkontribusi. 

Seorang profesor psikiatri klinis di Rumah Sakit Presbyterian New York, Dr. Gail Saltz menyatakan adanya kemungkinan mencakup beberapa efek pada sistem kekebalan tubuh, dan dampak stres kronis yang ditimbulkan pada tubuh oleh penyakit kejiwaan.

Sementara itu, menurut Dr. Kristin Francis, seorang psikiater rawat inap anak dan remaja di Institut Kesehatan Mental Huntsman di Universitas Utah, ada juga banyak ketimpangan kesehatan yang tampak pada orang dengan masalah kesehatan mental yang serius.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Kamis 4 November 2021

Individu dengan gangguan mood yang parah sering menghadapi hambatan dalam mengakses perawatan kesehatan dan mengalami kesulitan membeli obat yang dapat memperbaiki kondisi mereka. 

Dr. Kristin Francis menambahkan banyak yang mengalami ketidakstabilan dalam hal tempat tinggal, kondisi finansial, terpapar ketidakadilan rasial, dan mengalami krisis pangan, yang pada akhirnya dapat mengurangi respons kekebalan tubuh mereka.

Gejala yang terkait dengan gangguan kesehatan mental tertentu dapat mengurangi keinginan seseorang untuk divaksinasi atau membuat mereka terlibat dalam perilaku berisiko yang dapat meningkatkan peluang mereka untuk terpapar Covid-19.

Baca Juga: Vaksin Covid 19 Booster Diperlukan atau Tidak? Ini Menurut WHO

Covid-19 juga dikenal sebagai pemicu masalah neurologis dan berpotensi menyebabkan peradangan otak. 

Benjamin Miller menuturkan tentang penelitian yang menunjukkan bahwa pasien Covid-19 mengalami peningkatan depresi, kecemasan, dan bahkan demensia dalam waktu 3 bulan setelah diagnosis mereka.

Kesehatan fisik dan mental berjalan beriringan, dan penelitian secara konsisten menunjukkan hubungan pikiran dan tubuh yang kuat.

Ia kembali melanjutkan bahwa hubungan antara pikiran dan tubuh yang tak terpisahkan ini berarti masalah pikiran harus diselesaikan pada saat yang sama dengan masalah tubuh, sebab seseorang tidak benar-benar sehat secara fisik jika ia tidak sehat secara mental dan sebaliknya.

 Baca Juga: THE MEDIUM di Kota Semarang Hari Ini: Sinopsis, Jadwal Tayang dan Harga Tiket

Apa artinya suntikan booster?

Gangguan kesehatan mental yang masuk ke daftar kondisi berisiko menandakan bahwa orang dengan gangguan mood tertentu memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan booster.

Dr. Gail Saltz menyatakan orang dengan depresi berat, gangguan bipolar atau skizofrenia harus mendapatkan suntikan booster, 6 bulan atau lebih setelah dosis terakhir mereka.

Francis merekomendasikan agar pasien yang mengalami penyakit mental memilih suntikan booster yang paling nyaman bagi mereka atau booster apa pun yang ditawarkan jika mereka tidak memiliki pilihan.

Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Nyeri Haid, Salah Satunya dengan Berolahraga

Menurut Gail Saltz, mereka yang memiliki penyakit mental parah harus mengakui bahwa mereka memiliki peluang lebih besar untuk terinfeksi Covid-19 dengan kondisi lebih parah. Mereka juga harus mengenakan masker yang pas di lingkungan berisiko tinggi dan menghindari tempat-tempat umum yang ramai jika memungkinkan.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Heatlhline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x