Ahli Mengatakan Orang Cenderung Hapus Ingatan Pandemi Covid-19, Apakah Efek Traumatis?

- 9 April 2023, 12:43 WIB
Social distancing saat pandemi COVID-19
Social distancing saat pandemi COVID-19 ///Freepik/image by Freepik

MALANG TERKINI – Sangat sulit membayangkan hari-hari awal pandemi Covid-19. Di mana adanya berbagai pembatasan, hingga langkah-langkah mitigasi yang diberlakukan.

Hari ini banyak yang telah berubah dibanding tiga tahun lalu, ketika tempat kerja dan sekolah tutup, bisnis tutup, dan perintah tinggal di rumah diberlakukan. Juga dua tahun lalu ketika vaksin mulai diluncurkan.

Saat kita bergerak ke fase baru di mana Covid-19 lebih endemik, banyak dari ingatan ini akan memudar seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Pola Asuh dengan Hukuman dan Disiplin Keras Tingkatkan Risiko Penyakit Mental pada Anak

Namun ahli saraf dan psikiater mengatakan bahwa otak kita mungkin juga menciptakan suatu batasan. Di mana ia mencoba melupakan ingatan tertentu untuk melindungi diri dari trauma Covid-19 yang telah dilalui selama tiga tahun terakhir.

Kita mungkin juga lupa saat ratusan ribu orang per hari meninggal di dunia karena virus Covid-19 ini.

Dr. Kevin LaBar, profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University mengatakan, otak menciptakan batas-batas peristiwa ketika hal-hal penting terjadi, dan mungkin otak memiliki cara alami melupakan dan mengelompokkan berbagai hal, termasuk mengenai Covid-19.

Bagaimana ingatan terbentuk?

Dilansir Malang Terkini dari ABC News yang diunggah pada 8 April 2023, setiap bagian otak memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, dan saat seseorang mengalami berbagai pengalaman, hippocampus dan korteks berperan dalam membentuk ingatan berdasarkan pengalaman tersebut.

Baca Juga: Rumah Abah Jajang yang Viral di Mana? Ridwan Kamil Sebut Curug Citambur Cianjur Salah Satu Air Terjun Terbaik

Korteks merupakan bagian yang memperhatikan informasi. Informasi itu diteruskan ke hippocampus, tempat informasi itu diurutkan dan diarsipkan.

Seiring waktu, hippocampus mengarsipkan memori, seperti halnya dengan meletakkan buku di rak.

Melindungi diri dari trauma

Sepanjang pandemi, orang-orang telah mengalami berbagai peristiwa traumatis, baik itu kehilangan orang yang dicintai karena Covid-19, merawat pasien yang sakit parah sebagai petugas kesehatan di garis depan, atau kehilangan pekerjaan atau penghasilan.

Penelitian telah menunjukkan pandemi telah menyebabkan peningkatan tingkat kecemasan, depresi, psikosis, kesepian, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Ketika seseorang terkena peristiwa traumatis, ada dua cara ingatan tersebut dapat ditekan. Beberapa orang mengubur ingatan untuk melupakan sebagian atau sebagian besar dari apa yang terjadi, sementara yang lain hanya mencari cara untuk mencegah ingatan kembali kepada mereka.

Baca Juga: Anxiety Parah di Malam Hari? 4 Tips Ini Akan Menenangkan dan Buat Tidur Lebih Nyenyak

Cara orang lupakan ingatan traumatis

Ahli mengatakan, cara orang melupakan ingatan traumatis tidak selalu merupakan hal yang buruk, ada cara yang sehat untuk melakukannya versus cara yang tidak sehat.

Metode yang tidak sehat dapat mencakup penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perjudian, makan berlebihan, dan sebagainya. Metode sehat, dapat mencakup olahraga, berhubungan dengan alam, dan menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga yang membuat kita merasa aman.

Monoton dalam kehidupan sehari-hari

Alasan lain beberapa orang mungkin melupakan ingatan pandemi, terutama sejak awal pandemi adalah karena kehidupan sehari-hari yang monoton.

Pada tahun 2020, ketika pekerjaan dan sekolah dilakukan dengan jarak jauh, adanya aturan pembatasan bepergian, rutinitas sehari-hari menjadi monoton.

Selain itu, tidak ada perubahan suasana. Orang-orang mengadakan pertemuan secara online dengan teman-teman mereka di tempat yang sama di rumah yang juga digunakan sebagai kantor.

Menurut ahli, ketika seseorang merasa kegiatan sehari-hari mereka sangat mirip selama pandemi, maka jangka waktu yang dihafalkan dalam ingatan, akan hanya tersimpan sebagai satu peristiwa yang sama, bukan banyak hal yang berbeda.

Baca Juga: 16 Negara dan Alasannya Larang Terapkan TikTok, Afganistan Lindungi Kaum Muda dari ‘Penyesatan’

Sel-sel otak manusia diketahui sangat sensitif terhadap lingkungan. Dengan adanya tingkat stres yang tinggi dapat membuat neuron menyusut. Sedangkan jika kita terlibat, atau belajar dan terpapar ke dalam lingkungan baru, maka hal itu akan mendorong dan membantu sel otak untuk tumbuh.

Para ahli menambahkan, saat bergerak ke fase endemik seperti sekarang, maka orang-orang yang memiliki pengalaman unik di tahap ini, akan dapat menghasilkan ingatan baru.

Mereka yang tidak bisa melupakan Covid-19

Dalam proses melupakan atau berusaha melupakan tentang pandemi, ada beberapa orang yang mungkin tidak akan pernah bisa melupakannya.

Mereka yang kehilangan orang yang dicintai atau sakit parah karena Covid-19 sendiri mungkin harus selalu hidup dengan kenangan akan pandemi.

Bahkan diketahui efek traumatis adanya peristiwa Covid-19 ini, menyebabkan beberapa orang masih membutuhkan bantuan medis baik fisik maupun psikologis.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah