Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia Mendekat, Masyarakat Harap Waspada

- 13 November 2020, 22:02 WIB
Ilustrasi brucellosis yang mewabah di China setelah Covid-19.
Ilustrasi brucellosis yang mewabah di China setelah Covid-19. /Pixabay/mattthewafflecat

MALANG TERKINI -  Satgas Covid-19 di Indonesia meminta masyarakat waspada akan datangnya gelobang kedua virus corona.

Hal ini ditegaskan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dalam keterangan persnya pada hari Jum’at, 13 November 2020. Juru Bicara Satgas Covid-19 diwakili oleh Wiku Adisasmito.

Pandemi Covid-19 telah merebak di seluruh dunia mulai Awal tahun 2020, adapun di Indonesia, virus corona dikonfirmasi positif ada di Indonesia pada bulan Maret 2020.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu Kedua November, Aries, Taurus, dan Gemini Dipenuhi Perhatian dan Kasih Sayang

Belakangan virus ini kembali melonjak naik dengan memecahkan rekor 5.444 kasus baru per hari ini.

Sebagaimana dilansir dari pikiran-rakyat.com, dengan artikel berjudul Ingatkan Gelombang kedua Covid-19, Satgas Minta Masyarakat waspada, lonjakan kasus berarti refleksi dari kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit.

Gejala Covid-19 yang paling lama dirasakan adalah setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.

Baca Juga: Ini Lho Jenis Minuman Beralkohol yang Dilarang Dikonsumsi Masyarakat Indonesia, Ada Tuak dan Ciu Jug

Wiku Adisasmito menambahkan bahwa berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah terpapar virus Corona selama 5 atau 6 hari.

Wiku Adisasmito pun menjelaskan, terdapat dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19, yakni Asimtomatik dan presimptomatik.

Asimtomatik adalah istilah yang berarti bahwa penderita menularkan virus, tanpa menunjukkan gejala apapun.

Baca Juga: Mau Minuman Beralkohol Dimana Bisanya? Kalau Menurut RUU Minol di Tempat-tempat Berikut

Sementara presimptomatik berarti pasien yang masih dalam tahap pengembangan gejala, atau berada dalam masa inkubasi.

Wiku Adisasmito juga merujuk pada tiga penelitian, yakni dari Kronbicler et al pada 506 pasien dari 36 studi tahun 2020.

Kemudian He et al pada 50 pasien dari 114 studi tahun 2020, dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 rumah sakit di Wuhan, Tiongkok pada 2020.

Baca Juga: Siapkan KTP, Menurut RUU Minuman Beralkohol, Usia Minimal Minum Minol 21 Tahun

Ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala, adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.

“Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit,” ucap Wiku Adisasmito.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Muncul Selebgram Mirip dengan Gisel, Cek Foto-fotonya

Wiku Adisasmito menyebut risiko penularan akan lebih efektif ditekan, apabila maksimal memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M).

“Saya imbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah, dan masyarakat, karena kerja samanya bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 sampai sekarang,” tuturnya.***(Eka Alisa Putri/pikiran-rakyat.com)

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x