Kerugian Tahunan Capai Rp223 Triliun karena Banjir, Kini China Bangun 'Kota Spons' untuk Pencegahan

20 November 2021, 16:17 WIB
Ilustrasi - Bencana banjir membuat pemerintah China berinisiatif membangun kota spons /Pixabay/j_lloa

MALANG TERKINI – Setelah beberapa dekade, pertumbuhan yang direncanakan tidak berjalan dengan baik, China mengupayakan pencegahan bencana banjir dengan membangun “Sponge City” atau kota spons di Leshan.

Leshan merupakan sebuah kota di provinsi barat daya Sichuan yang terletak di pertemuan tiga anak sungai Yangzi. Ribuan warga Leshan menderita akibat banjir sejak Partai Komunis China merebut kekuasaan pada 1949.

Dilansir dari Economist, para perencana kota telah gagal membuat ketentuan yang layak untuk limpasan air banjir. Setelah empat dekade, banyak kota lain mengalami kesulitan yang sama terutama dalam ketidaksiapan menghadapi hujan lebat.

 Baca Juga: Agar Mobil yang Terendam Banjir Dapat Klaim Asuransi, Inilah Tipsnya

Pada bulan Juli lalu, Zhengzhou, ibu kota provinsi tengah Henan, diguyur hujan dalam tiga hari. Akibatnya, mobil hanyut atau terjebak di terowongan banjir dan tenggelam dalam sistem kereta bawah tanah dengan hampir 300 korban jiwa.

Menurut peneliti China, setelah tahun 2000, rata-rata kerugian tahunan akibat banjir di China mencapai 100 miliar yuan atau setara Rp223 Triliun dan meningkat menjadi lebih dari 200 miliar yuan pada awal 2010-an.

Yu Kongjian, seorang arsitek lanskap di Universitas Peking merupakan orang pertama yang mendesak agar daerah perkotaan menjadi "kota spons", yang berarti mereka harus mampu menyerap hujan tanpa menimbulkan banjir.

Baca Juga: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peristiwa Gotong-Royong, Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 5 Halaman 112

Dia mendapat inspirasi dari sistem irigasi Tiongkok kuno yang berfungsi sebagai reservoir alami. Dia memperkirakan urbanisasi telah mengakibatkan sepertiga dari tambak dan setengah dari semua lahan basah menghilang.

Gagasan tentang kota spons ini bertujuan agar 80% kota mengumpulkan dan mendaur ulang 70% air hujan pada tahun 2030. Tahun ini 40% dari wilayah kota Leshan dinyatakan akan memenuhi standar kota spons pemerintah pada tahun 2025.

Menghasilkan efek spons memerlukan langkah-langkah seperti menciptakan lahan basah buatan, menanam semak pinggir jalan dan menggunakan bahan permeabel untuk membangun trotoar dan plaza.

Baca Juga: Viral TikTok: Kandang Sapi Mewah Milik Seorang Warga Galis Bangkalan

Para ahli memperkirakan bahwa untuk menerapkan pedoman kota spons, pemerintah akan membutuhkan setidaknya $1 triliun. Subsidi pun dibagikan ke daerah-daerah.

Sementara itu, Zhengzhou telah merencanakan untuk berinvestasi hampir 55 miliar yuan dalam proyek-proyek yang berhubungan dengan spons dalam dua tahun sebelum banjir. Namun, hal itu jelas gagal mencegah bencana.

Kong Feng dari Universitas Pertanian China di Beijing mengatakan bahwa lebih banyak ruang bawah tanah ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menampung air banjir sebagai reservoir darurat.

Baca Juga: Series “Hari ini Kenapa, Naira?” Prilly Latuconsina dan Bryan Domani Berhasil Meraih Rekor Penonton Terbanyak

Dalam kasus ini, pemerintah daerah terkadang menyalahgunakan uang yang diberikan untuk pembangunan kota spons dan enggan menggunakan lahan mahal untuk sistem drainase alami.

Ada bukti dari tempat lain bahwa spongifying dapat membuat perbedaan, seperti Zhengzhou, kota Wuhan yang rawan banjir, di tepi Sungai Yangzi, dipilih sebagai kota spons percontohan pada tahun 2015.

Sementara itu, banyak kritikus mengabaikan fakta bahwa di Zhengzhou ketinggian air turun lebih cepat daripada yang seharusnya.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Economist

Tags

Terkini

Terpopuler