7 Fakta Unik Perayaan Ramadhan di Negara Minoritas Muslim Jepang, Tantangan Saat Musim Panas

27 Maret 2023, 08:48 WIB
Umat muslim di Jepang sedang melaksanakan ibadah sholat di The Tokyo Camii, masjid terbesar di Jepang yang juga sebagai Pusat Kebudayaan Turki. Terletak di dekat stasiun Yoyogi-uehara, kawasan Shibuya. Masjid ini dikenal sebagai masjid terindah di Asia ///Tangkapan Layar YouTube/ TRT World

MALANG TERKINI – Perayaan Ramadhan di Jepang unik dan berbeda dari negara-negara mayoritas muslim lainnya, karena Jepang adalah negara penganut muslim minoritas. Pada artikel ini, akan mengeksplorasi bagaimana umat Islam merayakan Ramadhan di Jepang.

Di Jepang, muslim adalah kelompok agama minoritas, yang jumlah penganutnya kurang dari 1 persen populasi. Terlepas dari kenyataan ini, Ramadhan di Jepang masih dirayakan secara luas oleh kalangan umat Islam. Masjid-masjid menyelenggarakan sesi keagamaan dan acara doa bersama selama bulan suci.

Bulan Ramadhan di Jepang, umat muslim menjadi lebih sering mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan seperti mendengarkan khotbah dari imam atau mengadakan acara buka puasa bersama dengan teman dan keluarga.

Baca Juga: Inilah 5 Rekomendasi Film Tema Olahraga Terbaik yang Mengajarkan Arti Kepedulian

Masjid di seluruh Jepang juga membuka pintu bagi tamu non-muslim yang ingin belajar lebih banyak tentang Islam dan Ramadhan. Hal ini memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk berkumpul dan berbagi cerita sambil belajar tentang keyakinan masing-masing.

Banyak masjid di Jepang menyelenggarakan ceramah khusus tentang Ramadhan sehingga non-muslim dapat belajar lebih banyak tentang makna keagamaan di bulan suci tersebut.

Fakta menarik perayaan Ramadhan di Jepang

Dilansir Malang Terkini dari Japan Ofw, berikut adalah fakta-fakta perayaan Ramadhan di Negeri Sakura, Jepang:

1. Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang menetapkan hari pertama Ramadhan di Jepang

Baca Juga: Hasil Survei Marketplace Pilihan Seller di Ramadan 2023: Penjual Dapat Omzet dan Keuntungan Terbanyak

Berbeda dengan negara mayoritas muslim seperti Indonesia, Jepang merupakan negara minoritas muslim. Oleh karena itu, tidak ada satu pun otoritas Islam yang menentukan hari pertama Ramadhan di seluruh Jepang.

Biasanya beberapa muslim di Jepang, menjalankan hari pertama puasa Ramadhan di Jepang, mengikuti hari pertama Ramadhan di negara asal mereka.

Namun, banyak Muslim di Jepang mengikuti pedoman dari Komite Ruyat-e-Hilal-Jepang, yang mana mengikuti otoritas Islam di negara Malaysia. Hal itu didasari karena Malaysia negara Islam yang paling dekat dengan Jepang, dan Malaysia memiliki satu otoritas standar hukum untuk membakukan hari pertama Ramadhan.

2. Jam kerja tidak ada pengurangan selama Ramadhan di Jepang

Tidak ada yang berbeda selama bulan Ramadhan di Jepang. Orang-orang tetap bekerja seperti biasa di kantor mereka dengan jam normal, dan mereka tetap melakukan makan siang seperti biasa pada jam istirahat.

Baca Juga: Analisis Dilema Heinz, Mengetahui Tingkat Perkembangan Moral berdasarkan Karya Lawrence Kohlberg

Tidak seperti di Indonesia atau negara dengan mayoritas muslim, di mana beberapa tempat kerja mungkin mempersingkat jam kerja, atau non-muslim menghormati dengan tidak makan di depan umat Islam yang berpuasa.

3. Durasi puasa Ramadhan di Jepang tergantung musim

Durasi puasa di Jepang juga tergantung musim. Tantangan terjadi saat Ramadhan jatuh di musim panas, karena jam puasa akan lebih panjang hingga 16 jam. Namun jika jatuh saat musim dingin, puasa akan lebih singkat, sekitar 11 jam.

Ramadhan tahun ini jatuh pada musim semi, mulai dari 22 Maret hingga 22 April, sehingga durasi puasa sekitar 14 jam.

5. Iftar (buka puasa) Ramadhan di Jepang bersama komunitas muslim di akhir pekan

Salah satu bagian yang menarik dari puasa adalah waktu buka puasa. Di negara-negara muslim banyak terdapat masjid, radio, televisi, dan lain-lain untuk mengingatkan umat Islam akan waktu salat dan buka puasa. Ketika saatnya tiba, adzan akan terdengar.

Baca Juga: Siapa Iko Bustomi? Ini Profil dan Biodata Pemenang INTM C3, Kalahkan Andrea Paula

Selain itu, di negara mayoritas penganut Islam memiliki banyak bazar Ramadhan yang menawarkan berbagai macam makanan, mulai dari fast food, western food, traditional food, desserts, minuman, dan masih banyak lagi. Makanan halal juga mudah didapatkan.

Tapi di Jepang, tidak ada hal seperti itu. Untuk adzan, umat Islam perlu bergantung pada aplikasi yang menunjukkan jadwal sholat di smartphone mereka. Tidak ada bazaar Ramadhan di Jepang, umat Islam harus memasak sendiri untuk berbuka puasa.

Di sini terdapat komunitas muslim yang sesekali mengadakan acara buka puasa bersama saat akhir pekan. Terkadang mereka hanya membawa bekal dari rumah, di lain waktu mereka memasak bersama. Kegiatan semacam ini membuat ikatan antara komunitas muslim di Jepang semakin kuat.

6. Tarawih dan kegiatan amal Ramadhan di Jepang

Beberapa masjid di Jepang juga menyelenggarakan tarawih dan buka puasa bersama. Menariknya, banyak sekali makanan di masjid saat berbuka puasa Ramadhan di Jepang, sebagian besar makanan disumbangkan oleh umat muslim lainnya.

Selama Ramadhan, beberapa komunitas muslim di Jepang juga mengadakan acara amal, seperti membagikan paket makanan kepada mereka yang membutuhkan atau mengadakan penggalangan dana untuk berbagai tujuan.

7. Puasa Ramadhan di Jepang penuh tantangan di musim panas

Baca Juga: Apa Itu Klitih? Polda DIY Gelar Konferensi Pers 'Perang Sarung'

Salah satu tantangan yang dihadapi umat Islam di Jepang selama Ramadhan adalah siang hari yang panjang, terutama di bulan-bulan musim panas. Puasa dimulai saat fajar dan berakhir saat matahari terbenam, yang bisa berlangsung hingga 16 jam.

Saat musim panas, beberapa perusahaan dan universitas di Jepang mengizinkan karyawan dan pelajar muslim untuk menyesuaikan jam kerja atau menjadwalkan ujian selama Ramadhan.

Terlepas dari tantangannya, Ramadhan di Jepang adalah saat refleksi spiritual dan ikatan komunal bagi umat Islam yang tinggal di negara tersebut. Selain itu, hal ini memungkinkan mereka untuk menampilkan tradisi dan adat istiadat agama mereka kepada masyarakat Jepang yang lebih luas, sehingga mempromosikan pemahaman dan keharmonisan lintas budaya.

Ramadhan adalah bulan suci dan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, dan tidak berbeda dengan umat Islam di Jepang. Meski Jepang tidak dikenal dengan praktik keagamaannya, namun umat muslim tetap dapat menjalankan puasa Ramadhan di Jepang sesuai pilar agama.***

Editor: Niken Astuti Olivia

Tags

Terkini

Terpopuler