Festival Bunga Sakura di Jepang Dibatalkan, Akan Dibuka Kembali Setelah Kebijakan Lockdown Usai

- 21 Maret 2021, 19:52 WIB
ilustrasi bunga sakura.
ilustrasi bunga sakura. /Bagus Pangestu/pexels.com/@bagus41

MALANG TERKINI – Terkait pandemi covid-19, festival bunga sakura yang biasanya diselenggarakan pada awal bulan semi akan dibatalkan hingga kebijakan lockdown di Jepang berakhir.

Tindakan darurat dari pemerintah akan berakhir sepuluh minggu kemudian, tepat di saat puncak musim bunga sakura terjadi.

Namun bukan berarti setelah lockdown dicabut, warga bisa dengan bebas menikmati festival puncak musim sakura tahunan.

Baca Juga: 5 Tanaman Hias Bunga yang Bisa Dimakan, Cantik dan Bermanfaat

Di tahun-tahun normal sebelum pandemi melanda, warga Jepang dan para turis menggelar piknik bersama keluarga dan orang-orang tercinta untuk menikmati pemandangan bunga sakura yang membentang dengan indah dengan warna merah mudanya yang khas.

Sebagaimana yang dilansir dari The Guardian, Yoshihide Suga selaku perdana menteri memberlakukan peraturan yang lebih ketat untuk membatasi warga yang akan merayakan festival bunga sakura.

Di Taman Tokyo yang biasanya penuh oleh warga di awal musim semi, kini dipasangi tanda peringatan yang melarang adanya pesta melihat bunga sakura.

Selain di Taman Tokyo, tempat populer lainnya telah ditutup dan festival dibatalkan atau diminimalisasi. Iluminasi tidak akan dinyalakan dan penjagaan diperketat.

Para penjaga keamanan akan mengawasi siapapun yang mengambil bir dan bento secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan jumlah pengunjung untuk melihat bunga mekar dibatasi, pengunjung masih bisa melakukan jalan-jalan bertopeng namun hanya pada area yang sudah ditentukan.

Baca Juga: 4 Kedai Ramen Halal dan Enak di Kota Malang, Nongkrong dengan Suasana Jepang

Larangan lainnya adalah minum minuman keras di bawah bunga sakura, namun dengan batasan yang cukup ketat. Bar dan restoran yang sebelumnya diminta untuk tutup pada pukul 8 malam diperbolehkan untuk buka lebih lama satu jam lagi.

Kebijakan tersebut juga diberlakukan untuk turis dari luar negeri yang berada di Jepang. Gubernur Tokyo, Yuriko Koike memperingatkan bahwa keseluruhan situasi di ibu kota masih belum stabil dan meminta warga untuk menghindari acara yang tidak penting

Sementara itu Suga mengatakan peningkatan ketersediaan tempat tidur rumah sakit memungkingkan pelonggaran pembatasan. Catatan harian covid-19 menurun akhir-akhir ini jika dibandingkan dengan awal Januari lalu.

Baca Juga: BoA dan Agensinya Bantah Selundupkan Obat Tidur dari Jepang ke Korea Selatan

Meski demikian akhir dari tindakan darurat yang dilakukan oleh pemerintah menuai kritik dari warga karena baru diberlakukan saat infeksi di Tokyo kembali meningkat.

Para ahli telah memperingatkan peningkatan infeksi yang tak terhindarkan saat ini karena cuaca yang lebih hangat dan membuat warga untuk lebih tergoda melakukan aktivitas sosial.

Sebuah survei menunjukkan bahwa jumlah warga di Tokyo yang makan di luar rumah selama seminggu hingga Kamis lalu naik hingga 70% hingga 14 Januari, yang merupakan minggu pertama tindakan keadaan darurat diberlakukan.

Baca Juga: AstraZeneca Membantah Kekhawatiran Muslim Indonesia atas Vaksin Covid-19

Festival hanami tahun ini kemungkinan akan menjadi pertunjukan virtual. Pemerintah daerah menyiarkan secara langsung deretan pohon yang diharapkan akan mekar pada hari Selasa mendatang, juga mengunggah gambar arsip kelopak sakura di titik puncaknya.

Toko bunga yang ada di Tokyo saat ini mendekorasi tempat mereka dan mengisi celah estetika yang terinspirasi oleh bunga sakura.***

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah