Pengadilan Internasional Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Putin, Zelensky Anggap 'Keputusan Bersejarah'

- 18 Maret 2023, 08:01 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Reuters/Maxim Shemetov/

MALANG TERKINI – Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Perintah penangkapan itu didasarkan pada tuduhan bahwa Putin bertanggung jawab atas kejahatan perang diantaranya deportasi tidak sah terhadap anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

Dilansir Malang Terkini dari Reuters pada 17 Maret 2023, Rusia memang secara terang-terangan membawa ribuan anak Ukraina Ke Rusia sebagai kampanye kemanusiaan untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak terlantar di zona konflik.

Baca Juga: Presiden Tiongkok Diundang Putin ke Rusia dalam Perjalanan Kerjasama, Perdamaian dan Persahabatan

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa langkah ICC itu merupakan "keputusan bersejarah", dia mengatakan bahwa deportasi terhadap anak-anak merupakan "kejahatan negara".

Rusia Anggap Surat Perintah Penangkapan Putin Akan Batal dan Tidak Berlaku

Pengumuman tersebut memicu tanggapan kemarahan dari Rusia. Juru bicara Rusia, Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pernyataan ICC dinilai "keterlaluan dan tidak dapat diterima", dan menganggap keputusan pengadilan tidak ada artinya. Rusia yakin keputusan ICC tersebut akan "batal dan tidak berlaku" sehubungan dengan Rusia, seperti halnya Amerika Serikat dan China, bukan anggota ICC.

"Yankees, lepas tangan Putin! Kami anggap serangan terhadap presiden Federasi Rusia adalah agresi terhadap negara kami" tertulis pada Telegram Ketua parlemen Vyacheslav Volodin, sekutu presiden Putin.

Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Kian Memanas, Perang Dunia 3 Berpotensi Pecah Jika Tiga Negara Ini Ikut Campur

Amerika Dukung Putusan ICC

Sedangkan Amerika Serikat mengatakan bahwa tuduhan ICC "tidak diragukan lagi" dan menganggap Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Putin menjadi presiden ketiga yang telah diberikan surat perintah penangkapan oleh ICC, kemungkinan tidak akan diadili dalam waktu dekat. Tetapi dengan surat perintah itu, maka Putin dapat ditangkap dan dikirim ke Den Haag, jika dia bepergian ke negara anggota ICC mana pun.

"Keputusan ini membuat Putin berisiko ditangkap saat bepergian. Ini tidak akan pernah hilang. Rusia akan terkena sanksi jika tidak mematuhi surat perintah," kata Stephen Rapp, mantan duta besar AS untuk kejahatan perang.

Pasukan Rusia telah dituduh melakukan berbagai pelanggaran selama invasi Rusia ke tetangganya Ukraina, termasuk oleh badan investigasi mandat PBB yang minggu ini menggambarkan tentara Rusia memaksa anak-anak menonton orang yang dicintainya dirudapaksa oleh para tentara.

Baca Juga: Gempa Dangkal Magnitude 5,2 Menggoyang Yogyakarta, Warga Jadi Kocar-kacir Keluar Rumah

Atas tuduhan tersebut, Rusia telah melakukan pembantahan jika pasukannya telah melakukan kekejaman selama invasi.

Jaksa ICC, Karim Khan saat ini sedang melakukan penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan serta genosida di Ukraina yang terjadi setahun yang lalu. Dia melihat ada dugaan kejahatan terhadap anak-anak, termasuk penargetan infrastruktur sipil.

Surat Perintah Penangkapan Keluar Jelang Kunjungan Xi Jinping

Berita tentang surat perintah penangkapan datang menjelang kunjungan kenegaraan yang direncanakan oleh Presiden China Xi Jinping minggu depan, yang kemungkinan akan memperkuat hubungan antara Rusia dengan China, dimana hubungan antara Rusia dengan negara-negara Barat sedang berada di titik terendahnya.

China dan Rusia menjalin kemitraan "tanpa batas" tak lama sebelum invasi, dan para pemimpin AS dan Eropa mengatakan bahwa mereka khawatir China kemungkinan akan mengirim senjata ke Rusia.

Baca Juga: Arti Kata Ura dalam Bahasa Rusia dan Indonesia, Sering Dipakai Vladimir Putin

Sedangkan China membantah rencana semacam itu, sebaliknya China mengkritik pasokan senjata Barat ke Ukraina, yang akan segera meluas ke jet tempur setelah Polandia dan Slovakia minggu ini menyetujui pengiriman.

China ingin membelokkan kritik Barat atas Ukraina, tetapi hubungan dekatnya dengan Rusia dan penolakannya untuk menyebut perang Rusia sebagai invasi, telah memicu skeptisisme tentang prospek bahwa China dapat bertindak sebagai mediator dalam konflik tersebut.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat memiliki kekhawatiran mendalam bahwa China mungkin mencoba untuk mempromosikan gencatan senjata, karena saat ini tidak akan mengarah pada perdamaian yang adil dan abadi antara Ukraina dan Rusia.***

Editor: Iksan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x