Tupperware Terancam Bangkrut? Simak Penyebab dan Sejarah Perusahaan yang Berdiri Sejak 1946

- 12 April 2023, 21:57 WIB
Tupperware, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1946 terancam mengalami kebangkrutan
Tupperware, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1946 terancam mengalami kebangkrutan ///Website resmi Tupperware

MALANG TERKINI – Tupperware terancam mengalami kebangkrutan, setelah perusahaan yang terkenal dengan wadah penyimpanan itu harga sahamnya terus menurun.

Didirikan pada tahun 1946, Tupperware saat ini memiliki keraguan substansial untuk melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan saat ini sedang terlibat dengan para penasihat keuangan, dalam upaya untuk mencari pembiayaan agar perusahaan tetap dapat menjalankan bisnis.

Kekhawatiran Tupperware mulai muncul setelah New York Stock Exchange memperingatkan saham perusahaan dapat dihapus dari pencatatan karena tidak mengajukan laporan tahunan untuk tahun 2022.

Baca Juga: Jumlah Provinsi di Indonesia Saat Ini: 38 Provinsi, Berikut Daftar dan Ibu Kota

Sementara Tupperware mengatakan berencana untuk mengajukan laporan dalam 30 hari ke depan, walaupun masih belum mendapat jaminan pembiayaan.

Sejarah singkat Tupperware

Tupperware didirikan oleh pebisnis kelahiran Amerika tahun 1907, Earl Silas Tupper. Ia yang telah memprakarsai lahirnya produk rumah tangga, yang beberapa dekade kemudian dikenal dengan nama Tupperware.

Saat usianya baru menginjak 21 tahun, Tupper muda telah bergabung dengan perusahaan berbasis inovasi. Dan setelah melalui berbagai riset, ia juga berhasil menemukan metode untuk memurnikan ampas biji hitam polyethylene atau bahan dasar pembuat plastik, menjadi plastik yang memiliki keunggulan, yakni lebih aman, fleksibel, kuat, ringan, tidak berbau dan juga tidak berminyak.

Kemudian Tupper akhirnya dapat mendirikan perusahaan plastik di tahun 1938 dengan nama Earl S Tupper Company, yang kemudian ia patenkan dengan nama Poly-T.

Baca Juga: Profil Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto yang Diisukan Alami Kebangkrutan

Pasca Perang Dunia II, di tahun 1946, Tupper memeriahkan pasar Amerika dengan meluncurkan produk pertamanya yaitu wadah penyimpan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan merek Tupperware, yang berhasil merebut antusiasme konsumen Amerika.

Nama "Tupperware" berasal dari nama sang penemu, Earl Silas Tupper, yang juga seorang ahli kimia. Tupper kemudian mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company di usia 31 tahun. Pabrik pertamanya di Farnumsville, Massachussets, USA, mulai memproduksi plastik dengan merk Tupper Plastic, yang mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan katalog.

Tupperware mencari dana tambahan

Dilansir Malang Terkini dari USA Today, pada 11 April 2023, Tupperware mengatakan sedang meninjau beberapa aspek perusahaannya, termasuk manajemen kas, portofolio real estate untuk bisnis propertinya, serta kemungkinan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Pada bulan Maret, perusahaan mengatakan bahwa penjualannya turun sebanyak 18 persen sejak tahun 2022.

Presiden dan CEO Tupperware Brands, Miguel Fernandez mengatakan bahwa Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikkan dan menandai langkah penting dalam mengatasi posisi modal dan likuiditas perusahaan.

Baca Juga: The Marvels Bocorkan Karakter Park Seo Joon di Trailer Baru, Intip Teori Spekulasi Perannya

Miguel menyebut bahwa perusahaan telah melakukan segala upaya untuk mengurangi dampak peristiwa buruk yang terjadi baru-baru ini, dan mengambil tindakan dengan cara mencari pembiayaan tambahan, agar masalah keuangan perusahaan dapat teratasi.

Tupperware menambahkan jika tidak dapat memperoleh sumber modal yang memadai, atau tidak dapat melakukan amandemen Perjanjian Kredit, kemungkinan perusahaan tidak akan lagi memiliki likuiditas yang baik.

Saham Tupperware jatuh

Saham Tupperware turun US1,18 dolar dan ditutup di angka US1,24 dolar pada hari Senin kemarin. Menurut laporan MarketWatch, saham perusahaan telah jatuh 98 persen dalam 12 bulan terakhir.

Apa yang terjadi dengan Tupperware?

Penjualan Tupperware terus menurun selama bertahun-tahun. Pada bulan Maret, Tupperware mengatakan penjualan bersihnya untuk tahun 2022 adalah US1,3 miliar dolar atau sekitar Rp19 triliun, turun 18 persen dari tahun sebelumnya.

Analis ritel dan direktur pelaksana di GlobalData Retail, Neil Saunders, mengatakan bahwa merek tersebut belum dapat sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang usianya lebih muda. Jauh berbeda dengan dulu, Tupperware kini telah benar-benar kehilangan keunggulannya.

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Singkat dan Penuh Makna

Tupperware saat ini sedang menghadapi tuntutan hukum dari para investor, karena tidak mengungkapkan masalah seriusnya dengan kontrol internal, dan diketahui terdapat salah penginputan dalam laporan tahun 2020.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x