Joe Biden desak kongres sahkan UU untuk perketat sektor teknologi
Google pada bulan Maret mengundang pengguna di Amerika Serikat dan Inggris untuk menguji chatbot AI-nya, yang dikenal sebagai Bard, karena terus berjalan secara bertahap untuk mengejar ketinggalan dengan ChatGPT.
Joe Biden telah mendesak kongres untuk mengesahkan undang-undang yang membatasi lebih ketat pada sektor teknologi, tetapi upaya ini memiliki sedikit peluang untuk membuat kemajuan mengingat perpecahan politik di antara anggota parlemen.
Kurangnya aturan telah memberikan Silicon Valley kebebasan untuk mengeluarkan produk baru dengan cepat, dan memicu kekhawatiran bahwa teknologi AI akan mendatangkan malapetaka pada masyarakat sebelum pemerintah dapat mengejar ketinggalan.
Elon Musk sudah mendirikan perusahaan AI
Miliarder Elon Musk pada awal Maret membentuk perusahaan AI bernama X.AI, yang berbasis di negara bagian Nevada, AS. Bos Twitter dan Tesla ini menduduki posisi sebagai direktur X.AI Corporations.
Pendirian perusahaan AI oleh Elon Musk tampaknya telah menjadi saingan OpenAI, meskipun sebelumnya Elon bergabung dengan para pemimpin teknologi, dan kritikus AI dalam menyerukan jeda keseluruhan dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Menag: Aksi Penembakan di MUI Bukan Terorisme, Namun Individu yang Salah Belajar Agama
Google, Meta, dan Microsoft telah menghabiskan bertahun-tahun mengerjakan sistem AI untuk membantu penerjemahan, melakukan pencarian internet, membuat sistem keamanan, dan iklan bertarget.
Namun akhir tahun lalu perusahaan OpenAI di San Francisco meningkatkan minat di bidang AI ketika meluncurkan ChatGPT, sebuah bot yang dapat merespons sebuah pertanyaan yang tampak alami dari suatu percakapan ataupun menjawab perintah dan pertanyaan rumit dalam bentuk teks.***