Perilaku makan yang tidak teratur atau eating disorder termasuk pesta makan, memuntahkan makanan, penyalahgunaan pencahar, dan puasa ketat untuk menurunkan berat badan, telah menjadi hal umum di kalangan pria dan wanita di Amerika. Hampir 28,8 juta orang di sana menderita eating disorder.
Menurut data, selama pandemi virus corona, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena gangguan makan di Amerika Serikat meningkat dua kali lipat.
Teknologi dapat membantu perangi krisis kesehatan mental
Cole Kazdin, penulis "What's Eating Us? Women, Food and the Epidemic of Body Anxiety," mengatakan bahwa berdasarkan penelitian, masa remaja membawa "risiko tertinggi dalam timbulnya gangguan makan atau eating disorder."
Dia mengatakan bahwa meskipun pedoman baru YouTube adalah momentum baik ke depan, tidak ada inisiatif tunggal yang dapat mengakhiri apa yang disebut sebagai "krisis" eating disorder.
Para pakar mengatakan bahwa teknologi adalah penanggung jawab utama untuk dapat memerangi krisis kesehatan mental, seperti eating disorder.
Adanya teknologi diharapkan dapat membantu anak-anak remaja, dan memberitahu mereka apa yang perlu mereka dengar, agar terhindar dari risiko gangguan pola makan atau eating disorder.***