Kebiasaan menilai emosi secara negatif, tingkatkan risiko kesehatan mental
Ketika seseorang menganggap emosi di dirinya adalah hal buruk, orang tersebut maka akan menimbun lebih banyak perasaan buruk, yang membuat diri akan merasa lebih buruk lagi, kata Emily Willroth, seorang psikolog di Universitas Washington di St Louis.
Menghindari atau menekan perasaan, juga bisa menjadi kontraproduktif. Dalam uji klinis kecil, para peneliti meminta orang untuk memasukkan salah satu tangan mereka ke dalam bak air es dan menerima perasaan sakit atau menekannya.
Mereka yang mencoba menekan perasaan mereka melaporkan lebih banyak merasakan sakit dan tidak tahan dengan air es. Penelitian, lalu mengaitkan bahwa penekanan emosional dapat menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan mental dan fisik jangka panjang, seperti depresi dan kecemasan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki kebiasaan menilai emosi secara negatif, maka akan bisa menjadi lebih kesal, saat dihadapkan pada situasi yang membuat stres.
Cara membuat damai dengan perasaan
Pertama, ingatlah bahwa perasaan tidak menyenangkan adalah bagian dari pengalaman manusia. “Tidak ada emosi yang secara inheren buruk atau tidak pantas,” kata Dr Willroth.
Baca Juga: WHO: Covid-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global
Perasaan negatif bahkan bisa memiliki tujuan, tambahnya.
“Kecemasan dapat membantu kita untuk menghadapi potensi ancaman. Selain itu, kemarahan juga dapat membantu membela diri sendiri. Dan kesedihan dapat memberi sinyal kepada orang lain bahwa kita membutuhkan dukungan sosial mereka,” terang Dr Willroth.
Ketika mengalami perasaan buruk, maka kita tidak harus menyukai perasaan itu, cobalah untuk merasa netral tentangnya. Studi baru menemukan bahwa orang yang bereaksi secara netral sama sehatnya secara psikologis dengan mereka yang bereaksi lebih positif.
Dr Shallcross menyarankan untuk mendekati perasaan tersebut dengan rasa ingin tahu dan "menggunakan tubuh dan pengalaman sebagai laboratorium: 'Apa yang ada di sini?'"