5 Tahapan Burnout dalam Lingkungan Kerja yang Perlu Diketahui

28 Februari 2022, 13:54 WIB
Ilustrasi - 5 tahapan burnout yang harus diwaspadai /Pxabay/naasmoz1

MALANG TERKINI - Burnout adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat mengurangi produktifitas kinerja dan menurunkan kesehatan.

Burnout dalam lingkungan kerja memiliki tahap-tahap khusus yang perlu diketahui agar dapat diidentifikasi lebih dini.

Kondisi burnout adalah suatu kondisi kelelahan secara psikologis dan mental.

Baca Juga: 8 Manfaat Jalan Kaki Bagi Kesehatan, Mencegah Osteoporosis hingga Panjang Umur

Burnout dapat terjadi baik di dalam lingkungan rumah maupun dalam lingkungan kerja.

Burnout dalam lingkungan kerja dapat disebabkan beberapa faktor, seperti perundungan dalam tempat kerja, stresor finansial seperti hutang dan sebagainya, atau sikap perfeksionis berlebihan.

Melansir dari web VetX International, sebuah studi dari Winona State University yang diadaptasi dari penelitian Veninga dan Spradley yang dipublikasikan tahun 1981 dalam jurnal SAGE menyatakan ada 5 tahapan burnout di lingkungan kerja.

Baca Juga: Kunci Gitar dari Lagu ‘Aku Milikmu Malam Ini’ Versi Cover Felix

Ini merupakan tahapan pola yang sering terjadi dalam fenomena burnout. Dengan memahami tahapan ini, diharapkan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.

5 tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Honeymoon Stage (Tahap Bulan Madu)

Tahap Bulan Madu adalah hari-hari awal atau minggu-minggu pertama pekerjaan. Pada tahap ini, seorang pekerja biasanya bersemangat tinggi dan siap menghadapi tugas apapun.

Tugas dalam pekerjaan mungkin berat, tapi biasanya orang masih punya banyak energi untuk mengerjakannya. Memulai pekerjaan baru tidak pernah mudah, sehingga seseorang dapat saja mengompensasinya dengan bekerja lebih keras daripada seharusnya, dan ini dapat menjadi permulaan terjadinya burnout.

Kunci terpenting di tahap ini adalah menyusun strategi untuk menghadapi pekerjaan bila suatu saat tugas-tugasnya menjadi semakin berat. Secara teoritis, bila Anda mampu memanajemen diri dengan sikap yang positif dan adaptif, Anda akan bertahan di tahapan ini dan burnout tidak akan berkembang lebih jauh.

Baca Juga: 7 Manfaat Belimbing Wuluh untuk Kesehatan, Menjaga Tekanan Darah hingga Atasi Obesitas

2. The Balancing Act (Menyeimbangkan Diri)

Di tahap ini Anda telah bertahan dari masa-masa awal bekerja. Namun energi Anda mulai menurun, dan Anda mulai menemukan beberapa hal yang tidak Anda sukai dari pekerjaan Anda.

Tanda-tanda dari tahapan ini di antaranya:

- ketidakpuasan dalam bekerja

- berkurangnya efisiensi kerja

- melakukan penghindaran

- kelelahan, baik secara fisik maupun psikis

- gangguan tidur

- melakukan aktivitas eskapisme, seperti makan minum berlebihan, merokok, melamun, dst.

Di tahap ini Anda mungkin juga mengorbankan kebutuhan personal Anda demi terselesaikannya tugas-tugas pekerjaan, sehingga berpotensi memperburuk masalah.

Baca Juga: Mengenal 7 Pahlawan Nasional Sebelum 1908: Sultan Ageng Tirtayasa, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro

3. Chronic Symptoms (Tahap Gejala Kronis)

Tahapan ini mirip dengan tahap "Menyeimbangkan Diri" namun gejalanya sudah semakin intensif. Seluruh energi dan antusiasme Anda terhadap pekerjaan telah habis.

Dalam tahap ini, mungkin Anda akan memasuki kondisi denial (pengingkaran). Anda mungkin akan menyalahkan orang lain atas kondisi Anda sekarang. Kehidupan sosial Anda mungkin akan mulai goyah karena Anda berusaha begitu keras hanya untuk menjaga performa kerja tidak jatuh.

Baca Juga: Enak Banget! Berhutang Malah Dapat Pahala, Ini Caranya

Tanda-tanda tahapan ini di antaranya:

- Penyakit fisik

- Kelelahan kronis

- Mudah marah

- Depresi

4. The Crisis Stage (Tahap Krisis)

Seorang pegawai yang bekerja terlalu keras sepanjang waktu dapat mencapai titik jenuh. Secara emosional, mereka sudah tak dapat menangani stres yang terjadi.

Gejala fisik sudah nampak jelas dan kronis. Melakukan tugas pekerjaan dapat membuat seseorang merasa cemas dan takut.

Dalam tahap ini, seseorang dapat mengalami breakdown yang parah. Bila sudah mencapai tahap ini, seseorang dapat saja mencari bantuan psikolog profesional atau keluar dari pekerjaan tersebut.

Tanda-tanda dari tahapan ini di antaranya:

- Gejala fisik semakin parah dan/atau semakin banyak

- Terobsesi dengan frustrasi pekerjaan

- Selalu berpikir pesimis

- Memiliki mentalitas "eskapisme"

5. Enmeshment (Keterjeratan)

Dalam titik ini, gejala-gejala burnout sudah sedemikian terpatri dalam diri seseorang sehingga orang tersebut dapat saja tak menyadarinya.

Pada tahap krisis, orang bisa saja berpindah pekerjaan namun itu tidak mengurangi risikonya untuk mengidap penyakit mental dalam jangka panjang.

Meskipun orang-orang ini nampak seperti pekerja keras dan profesional yang ahli, namun sebetulnya mereka tidak bahagia. Mereka mungkin merasa terperangkap dalam pekerjaannya, terjebak dalam lingkaran setan burnout.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: VETX International

Tags

Terkini

Terpopuler