Apakah Masa Haid Dapat Menyebabkan Anemia? Ini Fakta yang Terjadi dalam Tubuh

- 28 Oktober 2021, 08:31 WIB
ilustrasi - Haid sebagai salah satu penyebab anemia
ilustrasi - Haid sebagai salah satu penyebab anemia /alessandraamendess/pixabay/

MALANG TERKINI – Apakah haid dapat menyebabkan anemia? Persoalan ini sering dipertanyakan oleh Sebagian kaum Wanita yang sedang menstruasi.

Oleh sebab itu, perlu kita gali lebih dalam mengenai anemia dan hubungannya dengan masa datang bulan seorang wanita.

Anemia dapat dikategorikan sebagai kelainan darah yang memiliki gejala bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahan. Anemia dapat berlangsung singkat atau bahkan jangka panjang jika sudah parah.

Baca Juga: Vaksin Covid 19 Saat Haid Aman atau Tidak Menurut Medis

Pada saat seseorang memiliki anemia, maka yang terpengaruh adalah sel darah merah dan hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru menuju ke seluruh organ dalam tubuh.

Pada saat itu, tubuh kekurangan zat besi, padahal zat besi dibutuhkan untuk  memproduksi hemoglobin.

Artinya, pada kondisi anemia, tubuh seseorang tidak memiliki hemoglobin yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang diproduksi di sumsum tulang ini berada di dalam sel darah merah.

Baca Juga: Vaksin Covid 19 Saat Haid Aman atau Tidak Menurut Medis

Haid yang berat akan mempengaruhi anemia. Maka dari itu, wanita harus mengetahui gejala-gejala dan cara mengatasinya.

Anemia biasanya memiliki tiga penyebab utama,

1. Kehilangan banyak darah

2. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi

3. Kehilangan sel darah merah dalam jumlah tinggi

Penyebab anemia yang paling umum adalah karena kurangnya zat besi. Sementara zat besi berfungsi memproduksi hemoglobin.

Baca Juga: 50+ Link Download Twibbon Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-93, Pasang Bingkai Foto PNG Gratis Hari Ini

Pada kenyataannya, wanita lebih mudah terkena anemia. Hal ini dapat disebabkan oleh:

1. Masa menstruasi atau haid yang berat.

2  Diet yang tidak memenuhi kebutuhan gizi, seperti zat besi dan vitamin.

3. Ada kondisi penyakit tertentu.

Baca Juga: Josh Cavallo Mengaku Gay, Netizen Menghubungkanya dengan Jamie Vardy

Menoragia atau sebutan lain dari haid yang berat, mengakibatkan seorang wanita kehilangan banyak darah. Hal ini memicu banyaknya sel darah merah yang keluar daripada yang diproduksi oleh tubuh.

Akibatnya, jumlah zat besi akan berkurang yang mempengaruhi produksi hemoglobin yang diperlukan tubuh untuk menyalurkan oksigen.

Jika kekurangan hemoglobin, maka tubuh akan memberi tanda seperti sesak napas, lemah dan mudah lelah, sakit kepala dan kulit pucat.

Baca Juga: Lirik Tuhan Perlindunganku, Single Rohani Terbaru Clarisa Dewi

Berikut ini gejala saat mengalami haid yang berat;

1. Mengganti pembalut berulang-ulang, lebih rutin dari biasanya. Misalnya setiap 1-2 jam sekali.

2. Menstruasi lebih dari 7 hari

3. Adanya gumpalan darah saat menstruasi

4. Merasa Lelah dan tidak dapat melakukan aktifitas.

Baca Juga: Cara Laporkan Pinjol Ilegal ke Polisi, Catat Nomor Pengaduan yang Bisa Hubungi

Jika memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, ada dua Langkah yang dapat diambil.

Pertama, dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, atau bisa juga mengkonsumsi suplemen zat besi.

Kedua, jika Langkah pertama tidak berhasil, maka hendaknya segera menemui dokter untuk memeriksakan keadaan. Ditakutkan, keadaan dapat semakin memburuk akibat haid yang terganggu itu.

Dokter akan melakukan beberapa tes sebelum mendiagnosa anemia jenis apa yang sedang diderita. Pemeriksaan fisik, pengecekan riwayat medis pasien dan keluarga adalah contoh tindakan yang akan dilakukan dokter.

Sementara itu, sebelum terkena anemia ada baiknya kita mencegah dengan cara memperhatikan pola makan seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Misalnya, daging merah, bayam, kacang polong, kerrang, dan kalkun.

Kemudian dapat dilanjutkan dengan konsumsi makanan bervitamin C yang berguna untuk membantu tubuh menyerap zat besi. Misalnya jeruk, jambu, kiwi, brokoli dan stroberi. ***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah