“Pasien dinyatakan positif pada 26 September 2022. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober 2022,” kata dr. Syahril.
Meski Covid XBB ini terbilang cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Subvarian Covid XBB terbilang mampu menghindari kekebalan yang telah diberikan oleh vaksin maupun infeksi sebelumnya.
dr. Syahril pun mengatakan Indonesia masih belum dikatakan aman dari Pandemi Covid 10, karena mutasi varian baru Covid masih berpotensi berkembang.
Selain itu, Sub-varian XBB Omicron atau dikenal sebagai BA.2.10 merupakan penyebab dominan infeksi Covid-19 di Singapura.
Baca Juga: Siap-siap! Wajib Vaksin Covid-19 Booster jadi Syarat Masuk Fasilitas Publik
Lonjakan kasus varian XBB juga dialami oleh negara tetangga, Singapura. Hal ini diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2,” tutur dr. M. Syahril.
“Diperkirakan Subvarian XBB mencapai puncak gelombang infeksi sekitar pertengahan November.” kata Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura sebagaimana dikutip oleh Malang Terkini melalui situs The Straits Times pada 23 Oktober 2022.
Baca Juga: Pemerintah Akan Jadikan Vaksin Booster Sebagai Syarat Menggunakan Fasilitas Umum