Data Kemenkes juga mencatat, dari 490 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki kasus DBD, sebanyak 439 di antaranya melaporkan kasus Covid-19, hal ini berarti ada infeksi ganda.
Baca Juga: Waspada! BNN Kalimantan Temukan Permen Jelly Mengandung Ganja
Tak hanya itu, Meningkatnya ancaman DBD di tengah pandemi salah satuya terjadi akibat program juru pemantau jentik (jumantik) tang terganggu karena imbauan physical distancing.
Pada masa tatanan hidup baru atau New Normal ini masyarakt harus lebih ekstra berhati-hati karena.
Bangunan atau gedung perkantoran yang lama tak aktif selama masa karantina mandiri beberapa bulan ke belakang berpotensi menjadi wadah empuk bagi nyamuk Aedes aegepty berkembang biak.
Terahir, memasuki masa new normal kita harus bersama-sama memastikan melakukan pemberantasan nyamuk.***