Kakek Jaga Makam Pahlawan di Malang Tanpa Digaji, Danramil Harap Ada Bantuan ke Depannya.

- 10 November 2020, 21:57 WIB
Taman Makam Pahlawan
Taman Makam Pahlawan /Pixabay/Mary Bettini Blank

MALANG TERKINI - Merawat makam adalah salah satu bentuk penghormatan kepada para pahlawan. Demikian pula yang dilakukan oleh Kembang, kakek penjaga makam pahlawan di Malang.

Kembang adalah penjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia yang berlokasi di Desa Gunung Petung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Kakek berusia 90 tahun ini ikhlas menjaga makam tanpa dibayar sepeserpun.

Awal mula Kembang menjaga makam ini atas permintaan seorang kyai. Sang Kyai waktu itu adalah seorang penjaga makam.

Baca Juga: Raja Ampatnya Malang, Pantai Teluk Asmara, Rugi Kalau Tidak Mampir

Pada tahun 1967 kyai tersebut sakit dan tak berapa lama meninggal. Anak kyai tersebut tidak mau meneruskan tugas menjaga makam, sehingga sang kyai meminta Kembang untuk menjaga makam yang ada.

Pria kelahiran tahun 1930 itu akhirnya menerima permintaan sang kyai dan melakukannya tanpa pamrih hingga sekarang.

Sebagaimana dilansir dari portalsurabaya.com dengan artikel berjudul Cerita Kakek Berusia 90 Tahun di Malang Setengah Abad Jaga Makam Pahlawan Tanpa digaji, awalnya makam tersebut hanya menempati areal 100 meter persegi dan dalam kondisi tidak terurus.

Baca Juga: Jokowi Resmi Anugerahkan Gelar Pahlawan Pada 6 Tokoh

"Awalnya makam ini tidak terurus dan banyak rumput-rumput ilalang setinggi batu nisan. Alhamdulillah saya bersihkan sampai serapi ini sekarang," ujar Kembang.

Selama kurun waktu lamanya menjaga makam pahlawan itu, Kembang tidak mendapatkan gaji pokok, baik dari pihak Desa Gunung Petung maupun dari Kecamatan Turen.

"Saya dari awal ikhlas tanpa dibayar. Tapi Alhamdulillah sejak 2019 lalu Departemen Sosial memberikan Rp 750.000,- per 3 bulan sekaligus bantuan beras. Rencananya tahun 2020 ini Rp 1.120.000,- per 3 bulan, tapi belum tahu bakal jadi atau tidak," ungkapnya.

Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Kelanjutan Kasus Habib Rizieq Dipertanyakan

Lantas, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya selama puluhan tahun, dari 1967 itu Kembang biasanya menjadi buruh cangkul atau mendapatkan santunan dari peziarah atau warga.

"Biasanya ada bantuan seikhlasnya dari warga dan peziarah. Selain merawat makam ini biasanya saya bekerja jadi buruh cangkul," jelasnya.

Sejak 2019, ia memang mendapatkan gaji per tiga bulan, tapi terasa tidak layak atas jasanya merawat makam para pahlawan ini sejak 1967.

Kini ada 172 makam di TMP Makam Bahagia ini. Kembang juga setiap hari datang untuk merawat setiap makam dengan bersih.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona Pfizer Diklaim 90% Manjur, Dunia Bersuka Cita

"Saya merawat di sini setiap hari dari pagi sampai sore, biasanya menyapu dan mencabuti rumput," ucapnya.

Sementara itu, Komandan Koramil (Danramil) 0818/14 Turen, Kapten Inf Yuyud Hadi Purnomo mengakui jasa-jasa Kembang selama ini. Bahkan, setiap kali dirinya datang ke TMP, ia selalu melihat kondisi TMP bersih tanpa ada rumput liar.

"Ya, saya mengenal Pak Kembang. Apapun ceritanya, dia memang berjasa kepada TMP," tuturnya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Wilayah Ini Harus Waspada

Melihat kontribusi Kembang tersebut, Ia berharap Dinas Sosial dan pihak Desa Gunung Petung bisa memberikan bantuan pada keluarga Kembang.

"Tugas untuk perawatan atau memberikan honor penjaga makam adalah pada dinas terkait. Sedangkan koramil hanya pemakaman dengan protokol-protokol kemiliteran," pungkasnya.***(Imron Hakiki/portalsurabaya)

Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: Portal Surabaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x