China Dianggap Bertanggung Jawab COVID-19, Pejabat Kesehatan China Kecam WHO

- 9 April 2023, 01:11 WIB
Ilustrasi. Asal-usul COVID-19 masih menjadi perdebatan
Ilustrasi. Asal-usul COVID-19 masih menjadi perdebatan ///Unsplash/Fusion Medical Animation

MALANG TERKINI – Pejabat Kesehatan China mengecam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait dengan penelusuran asal usul COVID-19 yang dianggap menjadi tanggung jawab China.

WHO mengatakan kepada pemerintah China seharusnya informasi genetik mengenai COVID-19 dibagikan lebih awal.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Shen Hongbing mengatakan bahwa komentar WHO disebut “menyinggung dan tidak sopan”. Shen menuduh WHO sedang berusaha mencoreng China dan mempolitisasi COVID-19.

Baca Juga: Anxiety Parah di Malam Hari? 4 Tips Ini Akan Menenangkan dan Buat Tidur Lebih Nyenyak

Dilansir Malang Terkini dari Arab News yang diunggah pada 8 April 2023, diketahui sebelumnya pada 17 Maret 2023, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa materi genetik yang diungkapkan dan dikumpulkan di Wuhan, China tengah, tempat kasus pertama kali COVID-19 terdeteksi pada akhir 2019 tersebut, seharusnya diinformasikan dari tiga tahun lalu.

Shen melalui konferensi pers, mengatakan bahwa China sebagai negara yang harus bertanggung jawab terkait COVID-19, juga selain itu sebagai ilmuwan seharusnya secara aktif berbagi hasil penelitiannya kepada para ilmuwan lain di seluruh dunia.

Asal-usul COVID-19 masih jadi perdebatan dunia

Sampai dengan saat ini, asal-usul COVID-19 masih diperdebatkan dan menjadi fokus perselisihan politik yang sengit.

Banyak ilmuwan percaya, virus tersebut menular dari hewan ke manusia di sebuah pasar di Wuhan, di mana kota itu juga merupakan pusat laboratorium termasuk fasilitas pengumpulan virus tertinggi di China. Hal tersebut yang menjadikan kesimpulan dari para ilmuwan jika COVID-19 kemungkinan besar bocor dari tempat itu.

Baca Juga: Finlandia Masih Resmi jadi Negara Paling Bahagia di Bumi, Ini Alasannya

Partai Komunis China yang berkuasa dianggap telah mencoba menangkis kritik terhadap penanganan wabah, dengan menyebarkan ketidakpastian tentang asal-usulnya.

Para pejabat China mengungkit teori konspirasi anti-Amerika Serikat bahwa virus itu diciptakan di Washington dan diselundupkan ke China. Pemerintah juga mengatakan virus itu mungkin telah masuk ke China melalui pos atau pengiriman makanan, meskipun para ilmuwan di luar negeri tidak melihat bukti yang mendukungnya.

Pejabat China dianggap sembunyikan informasi wabah Wuhan 2019

Pejabat China menyembunyikan informasi tentang wabah Wuhan pada tahun 2019, dan menghukum seorang dokter yang memperingatkan kepada publik tentang penyakit baru tersebut.

Partai yang berkuasa di China kemudian berbalik arah dan mempercayai adanya penyakit ini pada awal 2020, dan menutup akses ke kota-kota besar juga sebagian besar perjalanan internasional untuk mengatasi penyakit tersebut.

Materi genetik yang dikumpulkan pada tahun 2020 di pasar Wuhan tempat satwa liar dijual, diunggah oleh WHO baru-baru ini ke basis data global.

Baca Juga: Pekerjaan Aneh di Dunia dengan Gaji Fantastis hingga Miliaran, Berminat Mencoba?

Menurut para ilmuwan, terdapat sampel yang menunjukkan DNA dari rakun bercampur dengan virus. Mereka mengatakan adanya tambahan bukti hipotesis bahwa COVID-19 berasal dari hewan, bukan laboratorium, tetapi tidak menjawab pertanyaan dari mana asalnya. Mereka mengatakan virus itu juga mungkin telah menyebar ke rakun dari manusia.

Tetapi informasi tersebut dihapus oleh pejabat China dari database setelah ilmuwan asing bertanya kepada The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tentang hal itu. Namun informasi yang telah dihapus tersebut, sebelumnya telah disalin oleh seorang ahli Prancis dan dibagikan kepada para peneliti di luar China.

Peneliti China merasa sudah terbuka membagikan informasi COVID-19

Seorang peneliti CDC, Zhou Lei, yang bekerja di Wuhan, mengatakan para ilmuwan Tiongkok telah berbagi semua data yang dimiliki, dan mematuhi prinsip keterbukaan, objektivitas, serta transparansi.

Shen mengatakan para ilmuwan menyelidiki kemungkinan kebocoran laboratorium dan telah sepenuhnya membagikan penelitian serta data-data tanpa ada yang disembunyikan.

Ia juga mengungkapkan sumber COVID-19 belum ditemukan. Lebih lanjut ia menambahkan, seperti halnya mengidentifikasi virus AIDS butuh waktu bertahun-tahun, dan sampai sekarangpun asal-usulnya masih belum jelas.

Baca Juga: Rumah Abah Jajang yang Viral di Mana? Ridwan Kamil Sebut Curug Citambur Cianjur Salah Satu Air Terjun Terbaik

China menganggap bahwa COVID-19 telah dipolitisasi oleh kekuatan dan tokoh besar dunia, dengan maksud untuk mencoreng nama China dengan mencari permasalahan terkait penelusuran asal usul COVID-19.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x