WHO: Risiko Biologis Besar Ancam Sudan, Laboratorium Nasional Simpan Sampel Berbagai Penyakit Mematikan

- 26 April 2023, 17:07 WIB
Salah satu pihak dalam konflik Sudan telah menguasai sebuah laboratorium kesehatan nasional di ibu kota Khartoum
Salah satu pihak dalam konflik Sudan telah menguasai sebuah laboratorium kesehatan nasional di ibu kota Khartoum /// Reuters

MALANG TERKINI – WHO mengatakan bahwa saat ini risiko biologis yang sangat besar bisa terjadi di Sudan, karena salah satu pejuang Sudan telah menduduki laboratorium.

Diketahui bahwa laboratorium umum nasional Sudan, menyimpan sampel berbagai penyakit mematikan, antara lain campak, polio, dan kolera.

PBB melaporkan pada 25 April 2023, satu pihak dalam konflik Sudan, telah berhasil menguasai laboratorium kesehatan nasional yang terletak di ibu kota Khartoum. Laboratorium tersebut menyimpan bahan biologis, dan disebut jika sampel tersebut sangat berbahaya.

Baca Juga: Serial Queen Cleopatra Netflix Tuai Kontroversi di Mesir, Ini Faktanya

Pengumuman itu dikeluarkan ketika para pejabat memperingatkan bahwa banyak pengungsi dapat melarikan diri dari Sudan, ketika gencatan senjata terjadi antara pasukan yang bersaing.

Pertempuran yang terjadi, telah menjerumuskan Sudan ke dalam kekacauan. Membuat negara di Afrika yang sudah sangat bergantung pada bantuan itu, masuk ke jurang kehancuran.

Sebelum bentrokan, PBB memperkirakan sepertiga penduduk Sudan, atau sekitar 16 juta orang, membutuhkan bantuan, angka tersebut kemungkinan akan terus meningkat.

Salah satu pihak yang berkonflik kuasai laboratorium

Dilansir Malang Terkini dari Arab News, Dr. Nima Saeed Abid, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Sudan, menyatakan keprihatinannya bahwa salah satu pihak yang bertikai, dia tidak menyebutkan yang mana, telah menguasai laboratorium kesehatan masyarakat pusat di Khartoum dan mengusir semua teknisi di laboratorium tersebut.

Baca Juga: Virgoun Dituduh Selingkuh dengan Austina Tenri Ajeng Anisa, Siapa Dia?

“Itu sangat berbahaya. Karena kami memiliki isolat polio di laboratorium, kami memiliki isolat campak di laboratorium, kami memiliki isolat kolera di laboratorium,” ucap Nima dalam pengarahan PBB di Jenewa melalui panggilan video dari Port Sudan.

Menurut Nima, dengan adanya pendudukan laboratorium kesehatan masyarakat di Khartoum, oleh salah satu pihak yang bertikai, hal tersebut akan mengakibatkan munculnya risiko biologis besar.

Menurut WHO, pengusiran teknisi dan pemadaman listrik di Khartoum berarti tidak mungkin lagi dapat mengelola bahan biologis yang disimpan di laboratorium dengan baik untuk keperluan medis.

Laboratorium tersebut terletak di pusat Khartoum, dekat dengan titik nyala konflik pertempuran yang mengadu domba militer Sudan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter yang tumbuh dari milisi Janjaweed terkenal yang terlibat dalam kekejaman dalam konflik Darfur.

Menurut PBB puluhan ribu pengungsi Sudan telah melarikan diri dari zona konflik

Menurut juru bicara badan pengungsi PBB, Olga Sarrado, sejak pecahnya konflik pertempuran pada 15 April, setidaknya 20.000 orang Sudan telah melarikan diri ke Chad. Selain itu, PBB juga mencatat sekitar 4.000 pengungsi Sudan Selatan, yang sebelumnya telah tinggal di Sudan, telah pulang kembali ke negara asal mereka.

Baca Juga: 10 Tips Menghindari Dampak Cuaca Panas Ekstrem yang Melanda Indonesia

Juru bicara PBB itupun mengatakan jika angka-angka itu bisa naik. Sarrado tidak memiliki nomor untuk lima negara lain yang bertetangga dengan Sudan, tetapi UNHCR menyebutkan sejumlah pengungsi yang melarikan diri dari Sudan telah tiba di Mesir.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x