WHO: Covid-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

- 6 Mei 2023, 07:27 WIB
Ilustrasi. Virus Covid-19 yang dinyatakan WHO bukan darurat global lagi
Ilustrasi. Virus Covid-19 yang dinyatakan WHO bukan darurat global lagi /// Unsplash/ CDC

MALANG TERKINI – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19, kini tidak lagi menjadi darurat kesehatan global. Pernyataan ini diungkap pada hari Jumat, 5 Mei 2023.

Perubahan status ini menunjukkan adanya langkah besar untuk menuju akhir pandemi. Di mana wabah telah menewaskan lebih dari 6,9 juta orang di seluruh dunia, mengganggu ekonomi global, dan menghancurkan komunitas.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa hal ini dikeluarkan setelah mendapatkan rekomendasi di pertemuan Komite Darurat. Di mana saran tersebut meminta agar WHO dapat menyatakan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat, yang telah menjadi perhatian internasional.

Baca Juga: 6 Aplikasi Pesaing Twitter, Bluesky Social Rival Teratas Milik Mantan Pencipta Si ‘Burung Biru’

Sebagaimana diketahui, pada 30 Januari 2020, Komite darurat WHO untuk pertama kalinya menyatakan bahwa Covid-19 mewakili tingkat kesiagaan tertinggi. Status tersebut membantu memusatkan perhatian internasional pada ancaman kesehatan, serta memperkuat kolaborasi untuk pengadaan program vaksinasi serta pengobatan.

Covid-19 yang tidak lagi berstatus sebagai darurat kesehatan global, adalah tanda kemajuan yang telah dibuat dunia di berbagai bidang. Namun WHO mengungkap bahwa Covid-19 akan tetap ada, walaupun tidak lagi berstatus darurat.

Tingkat kematian alami penurunan (data Januari 2021 hingga 24 April 2023)

Dilansir Malang Terkini dari Channel News Asia, menurut data WHO, tingkat kematian telah mengalami penurunan, dari puncaknya yang pernah mencapai lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2021, hingga 24 April 2023 tercatat menurun menjadi lebih dari 3.500 kasus dalam seminggu.

Namun WHO juga mengingatkan bahwa dengan status kedaruratan dicabut, bukan berarti Covid-19 sudah berakhir sebagai ancaman kesehatan global.

Baca Juga: Pentingnya Self Love: 5 Cara untuk Lebih Mencintai Diri Sendiri

Sebelumnya pada tahun 2022, Presiden AS Joe Biden telah mengatakan bahwa pandemi telah berakhir. Diikuti juga sejumlah negara lain, ekonomi terbesar dunia itu telah mulai membongkar keadaan darurat domestiknya untuk Covid-19, yang berarti akan berhenti membayar untuk hal-hal seperti vaksinasi Covid-19.

WHO: Kematian Covid-19 turun 95 persen pada tahun 2023

WHO mengatakan bahwa sejak awal tahun 2023, kasus kematian akibat Covid-19 grafiknya telah menurun. Tetapi WHO tetap memperingatkan bahwa virus itu masih menyebar dan akan tetap ada.

Oleh sebab itu, negara-negara harus dapat mengelola efek non darurat dari Covid-19 yang sedang berlangsung. Setiap negara harus tetap berupaya mengendalikan kondisi pasca Covid-19, atau Covid-19 yang berkepanjangan.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, mengatakan bahwa dengan adanya penurunan laporan kematian akibat Covid-19, hal ini telah menunjukkan hal positif.

Namun ia pun menyatakan kekhawatirannya, munculnya varian baru XBB.1.16 di beberapa negara, menyebabkan kasus kematian mencapai 14.000 jiwa dalam empat minggu terakhir.

Baca Juga: Apa Itu Bipolar Disorder? Gangguan Kesehatan Mental Ini Tak Bisa Disembuhkan?

Ia pun menambahkan kekhawatirannya bahwa virus Covid-19 masih dapat berubah, dan masih mampu menyebabkan gelombang baru, serta kematian.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan bahwa sub-silsilah XBB sekarang dominan di seluruh dunia.

Menurut WHO, varian virus Covid-19 ini memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan juga menunjukkan kekebalan, yang berarti orang dapat terinfeksi kembali meskipun telah divaksinasi atau terinfeksi sebelumnya.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x