Cara Menghilangkan Trauma Seperti Kasus Penganiayaan Anak Panti Asuhan di Malang

24 November 2021, 16:34 WIB
ilustrasi - Cara menghilangkan rasa trauma akibat kasus pelecehan seksual dan penganiayaan pada korban anak-anak. /Pixabay/Alexas_Fotos

 

MALANG TERKINI –  Kasus penganiayaan anak panti asuhan di Malang memang sekarang sudah masuk ke di dalam ranah hukum. 

Dalam kasus penganiayaan anak panti asuhan di Malang ini sudah ditetapkan 7 orang sebagai tersangka dan 6 diantaranya sudah dilakukan penahanan, tinggal menunggu proses hukum selanjutnya. 

Akan tetapi bagi korban, ini adalah kasus yang meninggalkan trauma yang sangat mendalam dan memberikan tekanan psikis dalam diri korban. 

Baca Juga: Dari 7 Tersangka 6 Ditahan dalam Kasus Pencabulan dan Penganiayaan Anak Panti Asuhan di Malang

Untuk itu dalam kasus penganiayaan anak panti asuhan di Malang ini korban mendapatkan penanganan trauma healing dari Mapolresta Kota Malang. 

Dari hasil pendekatan tim trauma healing tersebut keadaan korban membaik dari sebelumnya. Seperti dijelaskan oleh Kompol Tinton Yudha Riambodo, S.I.K selaku kasat Reskrim Polresta Malang kota saat jumpa pers setelah dilakukan gelar perkara. 

“Tim trauma healing mendampingi korban sehingga sekarang korban sudah mulai mau terbuka dan sudah mulai merasa nyaman, ini tahap pemulihan memang belum 100 persen tapi terus akan berupaya untuk mengembalikan secara psikis korban,” ucap Kompol Tinton Yudha. 

Dalam memulihkan korban pelecehan seksual atau bahkan ditambah dengan penganiayaan dan persetubuhan seperti yang terjadi pada seorang anak panti asuhan di Kota Malang ini, perlu dilakukan berbagai macam pendekatan. 

Beberapa cara dapat membantu memulihkan psikis korban pelecehan ini diulas Malang Terkini seperti dilansir dalam saluran YouTube Menanti Fajar, 4 Maret 2020. 

Baca Juga: Penyebab Seorang Wanita Tidak Haid 3 Bulan Berturut-turut

Biasanya orang yang mengalami pelecehan seksual cenderung menutup diri dari pergaulan, atau bahkan ada yang merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga lagi. 

Jika hal ini dirasakan oleh korban, maka tidak menutup kemungkinan dia malah terjun dalam pergaulan bebas. 

Berikut ini adalah cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma akibat penganiayaan dan pelecehan seksual pada korban.

1. Dilakukan pendekatan secara perlahan tanpa paksaan

Korban seringkali didapati menutup diri dan tidak mau bercerita atas apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga dibutuhkan waktu dan kepercayaan dari korban sampai dia mau terbuka dan mau bercerita tentang apa yang menimpa dirinya.

Baca Juga: Update! Kondisi Terkini Anak Panti Asuhan di Kota Malang, Korban Pemerkosaan dan Penganiayaan

2. Memberikan waktu untuk korban

Korban selalu didampingi, tidak dibiarkan sering sendiri karena pikiran dan perasaannya dapat mengintimidasi dirinya.

Rasa tidak kecewa, tidak layak dan dendam akan semakin menekan bila korban dibiarkan sendirian.

Maka harus ada seseorang yang mengalihkan pikirannya kepada hal-hal yang positif.

3. Memberikan rasa kasih sayang yang tulus dan menerima korban apa adanya

Sudut pandang kita melihat korban dapat dirasakan olehnya, jadi kita harus melihat korban sebagai satu pribadi yang utuh dan layak bangkit dari keterpurukannya.

Serta memberikan dorongan kepada dia bahwa dia berhak mendapatkan masa depan yang gemilang.

Ketiga cara itu dapat digunakan sebagai pendekatan pada anak yang menjadi korban penganiayaan dan pelecehan seksual.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler