Apa Itu Body Dysmorphia? Diidap oleh Aktris Megan Fox hingga Tidak Mencintai Diri Sendiri

17 Mei 2023, 10:40 WIB
Ilustrasi. Gangguan body dysmorphia, apa itu? / // Freepik/ pikisuperstar

MALANG TERKINI – Aktris dan model Amerika Serikat, Megan Fox telah mengungkapkan tentang perjuangannya dengan body dysmorphia dalam sebuah wawancara.

Aktris yang mulai berkarir sejak tahun 2001 tersebut, mengatakan bahwa tidak pernah ada titik dalam hidupnya di mana dia mencintai tubuhnya.

Megan Fox bercerita tentang perjuangannya dengan masalah citra tubuh dalam sesi wawancara untuk video sampul Sports Illustrated terbarunya. Aktris 37 tahun itu banyak berbicara tentang perjuangannya dengan sindrom body dysmorfia, kehidupannya, masa kecilnya, dan perjuangannya dengan penerimaan diri.

Baca Juga: 7 Tips Penting untuk Pasangan Atasi Tekanan Finansial, Hindari Dampak Negatif pada Hubungan

Apa itu body dysmorphia?

Body dysmorfia adalah suatu kondisi psikologis di mana seseorang terpaku pada penampilan mereka, atau apa yang mereka anggap sebagai kekurangan fisik mereka.

Gangguan body dysmorfia adalah kondisi kesehatan mental ketika seseorang tidak dapat berhenti memikirkan satu atau lebih cacat atau kekurangan yang dirasakan dalam penampilannya, bahkan cacat yang tampak kecil atau tidak dapat dilihat oleh orang lain. Tetapi hal itu membuat orang tersebut merasa sangat malu, dan cemas sehingga menghindari banyak situasi sosial.

Orang yang memiliki gangguan dismorfik tubuh, akan sangat fokus pada penampilan dan citra tubuh, berulang kali memeriksa cermin, berdandan atau mencari kepastian, terkadang berjam-jam setiap hari. Cacat yang di rasakan dan perilaku berulang oleh penderita gangguan ini, menyebabkan mereka tertekan dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Bisa saja untuk mencoba "memperbaiki" cacat yang dirasakan. Namun itu hanya kepuasan sementara, sering kali kecemasan kembali dan melanjutkan mencari cara lain untuk memperbaiki kekurangan yang dirasakan.

Baca Juga: Toxic Positivity, Apa itu? Kenali Ciri dan Sisi Gelap Kepositifan

Media sosial dapat berperan dalam body dysmorphia

Media sosial dapat menjadi platform untuk berbagi dan merayakan beragam tipe tubuh serta mengadvokasi kepositifan tubuh. Sebagai contoh, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa paparan kecil pada postingan media sosial yang positif tentang tubuh dapat meningkatkan kepuasan tubuh pada orang dewasa muda.

Namun, penelitian lain mengaitkan peningkatan penggunaan media sosial dengan tingkat ketidakpuasan tubuh yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan hasil kesehatan mental yang merugikan, termasuk menyebabkan depresi.

Gangguan mental body dysmorphia disebabkan oleh beberapa faktor

Tidak ada satu pun penyebab gangguan body dysmorphia. Sebaliknya, kondisi tersebut tampaknya berkembang dari faktor biologis, budaya, psikososial, dan neuropsikologis.

Peneliti mengatakan bahwa orang dengan body dysmorphia dianggap memiliki kelainan di daerah otak tertentu. Misalnya, area pemrosesan visual dan area frontostriatal yang terkait dengan obsesi dan kompulsi yang aktif atau berfungsi secara berbeda pada individu tersebut.

Selain itu, body dysmorphia bisa jadi terkait dengan ketidakseimbangan kimia, yang terkait dengan serotonin, dan dapat menyertai masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan.

Baca Juga: 4 Tanda Red Flag dalam Hubungan yang Harus Diwaspadai

Pria dan wanita mengalami body dysmorphia secara berbeda

Setiap orang dapat memiliki kecenderungan gangguan mental body dysmorphia terlepas dari usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi mereka. Menurut International OCD Foundation, sekitar 40 persen orang dengan kondisi tersebut adalah pria, dan sekitar 60 persen adalah wanita.

Laki-laki dan perempuan mengalami body dysmorphia dengan cara yang sama, dan area yang tidak mereka sukai paling sering adalah kulit, rambut, atau hidung. Namun, ada beberapa perbedaan spesifik gender, misalnya, laki-laki lebih cenderung fokus pada kebotakan yang dirasakan, sedangkan perempuan lebih cenderung khawatir tentang rambut di wajah atau di tubuh yang mereka anggap tumbuh berlebihan.***

Editor: Niken Astuti Olivia

Tags

Terkini

Terpopuler