Apa Itu Body Dysmorphia? Diidap oleh Aktris Megan Fox hingga Tidak Mencintai Diri Sendiri

- 17 Mei 2023, 10:40 WIB
Ilustrasi. Gangguan body dysmorphia, apa itu?
Ilustrasi. Gangguan body dysmorphia, apa itu? / // Freepik/ pikisuperstar

Media sosial dapat berperan dalam body dysmorphia

Media sosial dapat menjadi platform untuk berbagi dan merayakan beragam tipe tubuh serta mengadvokasi kepositifan tubuh. Sebagai contoh, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa paparan kecil pada postingan media sosial yang positif tentang tubuh dapat meningkatkan kepuasan tubuh pada orang dewasa muda.

Namun, penelitian lain mengaitkan peningkatan penggunaan media sosial dengan tingkat ketidakpuasan tubuh yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan hasil kesehatan mental yang merugikan, termasuk menyebabkan depresi.

Gangguan mental body dysmorphia disebabkan oleh beberapa faktor

Tidak ada satu pun penyebab gangguan body dysmorphia. Sebaliknya, kondisi tersebut tampaknya berkembang dari faktor biologis, budaya, psikososial, dan neuropsikologis.

Peneliti mengatakan bahwa orang dengan body dysmorphia dianggap memiliki kelainan di daerah otak tertentu. Misalnya, area pemrosesan visual dan area frontostriatal yang terkait dengan obsesi dan kompulsi yang aktif atau berfungsi secara berbeda pada individu tersebut.

Selain itu, body dysmorphia bisa jadi terkait dengan ketidakseimbangan kimia, yang terkait dengan serotonin, dan dapat menyertai masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan makan.

Baca Juga: 4 Tanda Red Flag dalam Hubungan yang Harus Diwaspadai

Pria dan wanita mengalami body dysmorphia secara berbeda

Setiap orang dapat memiliki kecenderungan gangguan mental body dysmorphia terlepas dari usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi mereka. Menurut International OCD Foundation, sekitar 40 persen orang dengan kondisi tersebut adalah pria, dan sekitar 60 persen adalah wanita.

Laki-laki dan perempuan mengalami body dysmorphia dengan cara yang sama, dan area yang tidak mereka sukai paling sering adalah kulit, rambut, atau hidung. Namun, ada beberapa perbedaan spesifik gender, misalnya, laki-laki lebih cenderung fokus pada kebotakan yang dirasakan, sedangkan perempuan lebih cenderung khawatir tentang rambut di wajah atau di tubuh yang mereka anggap tumbuh berlebihan.***

Halaman:

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah