Apa Itu Intermittent Explosive Disorder? Gangguan Kesehatan Mental Ditandai Reaksi Emosi Berlebihan

- 4 Mei 2023, 18:19 WIB
Ilustrasi. Intermittent Explosive Disorder (IED)
Ilustrasi. Intermittent Explosive Disorder (IED) /// Pexels/ Andrea Piacquadio

MALANG TERKINI – Baru-baru media sosial ramai terkait kasus yang melibatkan Yudo Andreawan, yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka akibat perbuatannya yang kerap mengamuk dan membuat onar di tempat umum.

Yudo kali ini telah dipastikan mengalami gangguan jiwa oleh tim dokter, setelah selama 20 hari dilakukan observasi terkait kejiwaannya.

Belum dipastikan apa gangguan kejiwaan yang dialaminya. Namun, terlepas dari kasus tersebut, setiap orang dapat mengalami masalah dalam mengendalikan emosi. Merasa kecewa, sedih, ataupun marah merupakan hal yang normal dialami semua orang.

Baca Juga: Yudo Andreawan, Pria Pembuat Onar Positif Idap Gangguan Jiwa, Simak Kronologi Kasus

Namun, jika tidak tahu bagaimana mengendalikan emosi negatif, hal tersebut tentu saja dapat merugikan diri sendiri, dan bahkan orang lain.

Dilansir Malang Terkini dari Cleveland Clinic, berikut pengertian, gejala dan penyebab, serta siapa saja yang dapat menderita Intermittent Explosive Disorder.

Apa itu Intermittent Explosive Disorder?

Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan seringnya terjadi ledakan amarah atau agresi impulsif pada seseorang. Episode tersebut tidak sesuai dengan situasi yang memicunya, dan menyebabkan tekanan yang signifikan.

Orang dengan Intermittent Explosive Disorder memiliki toleransi yang rendah terhadap frustasi dan kesulitan. Di luar luapan amarah, mereka memiliki perilaku yang normal dan pantas. Episodenya bisa berupa amukan, argumen verbal atau perkelahian fisik atau agresi.

Baca Juga: Ioniq 6, Ambisi Hyundai Kuasai Pasar Mobil Listrik Dunia

Intermittent Explosive Disorder adalah salah satu dari beberapa gangguan kontrol impuls.

Orang dengan IED, sekitar 80 persen memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti gangguan kecemasan, disabilitas intelektual, gangguan eksternalisasi, autisme, dan umumnya bipolar.

Siapa yang dapat dipengaruhi oleh Intermittent Explosive Disorder?

Intermittent Explosive Disorder (IED) dapat menyerang anak-anak berusia 6 tahun ke atas dan orang dewasa. Orang dewasa yang didiagnosis IED biasanya berusia kurang dari 40 tahun.

IED lebih sering memengaruhi orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir daripada orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir.

Berdasarkan penelitian, sekitar 1,4 persen hingga 7 persen orang mengalami gangguan kesehatan mental Intermittent Explosive Disorder.

Baca Juga: Studi Baru: Vaksin Covid-19 Tidak Sebabkan Gangguan Menstruasi Serius

Apa saja tanda dan gejala Intermittent Explosive Disorder?

Pola ledakan amarah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi atau peristiwa yang menyebabkannya, menjadi tanda utama seseorang mengalami Intermittent Explosive Disorder yang perlu diperhatikan.

Orang dengan IED sebetulnya mereka sadar bahwa ledakan kemarahan mereka tidak pantas. Tetapi mereka merasa tidak dapat mengontrol tindakannya saat episode tersebut.

Ledakan agresif ditandai dengan:

- Impulsif (tidak terencana),
- Terjadi dengan cepat setelah diprovokasi,
- Bertahan tidak lebih dari 30 menit,
- Menyebabkan penderitaan yang signifikan,
- Menyebabkan masalah baik di lingkungan sekolah, tempat kerja atau di rumah.

Contoh bagaimana kemarahan bermanifestasi meliputi:

- Amarah,
- Argumen verbal, berteriak atau mengancam orang lain,
- Menyerang orang atau hewan secara fisik, seperti mendorong, menampar, meninju, atau menggunakan senjata untuk menyakiti,
- Pengrusakan harta benda, seperti melempar, memecahkan benda, menendang atau membanting pintu,
- Kekerasan dalam rumah tangga,
- Kemarahan di jalan,
- Episode kemarahan bisa ringan atau berat. Mereka mungkin melibatkan menyakiti seseorang cukup parah untuk memerlukan perhatian medis atau bahkan menyebabkan kematian.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Bus Santri Tujuan Ponpes Gontor di Parigi Moutong, Puluhan Penumpang Jadi Korban

Bagi seseorang yang menderita IED, tepat sebelum ledakan amarah, mereka mungkin mengalami:

- Kemarahan,
- Sifat lekas marah,
- Rasa tegang yang meningkat,
- Pikiran balap,
- Komunikasi yang buruk,
- Peningkatan energi,
- Tremor,
- Palpitasi jantung,
- Sesak dada,
- Setelah ledakan, penderita akan merasa lega, diikuti dengan penyesalan dan rasa malu.

Apa yang menyebabkan Intermittent Explosive Disorder?

Para peneliti masih berusaha untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan eksplosif intermiten, tetapi menurut mereka faktor genetik, biologis, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangannya:

1. Faktor genetik

IED lebih sering terjadi pada keluarga kandung. Studi menunjukkan bahwa 44 persen hingga 72 persen kemungkinan mengembangkan perilaku Intermittent Explosive Disorder adalah genetik.

2. Faktor biologis

Studi menunjukkan bahwa struktur dan fungsi otak berubah dalam IED. Misalnya, studi pencitraan resonansi magnetik otak (MRI) menunjukkan bahwa itu memengaruhi amigdala, yang merupakan bagian otak yang terlibat dalam fungsi emosional. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa tingkat serotonin (neurotransmitter dan hormon) lebih rendah dari ukuran normal pada orang dengan Intermittent Explosive Disorder (IED).

Baca Juga: 6 Aplikasi Pesaing Twitter, Bluesky Social Rival Teratas Milik Mantan Pencipta Si ‘Burung Biru’

3. Faktor lingkungan

Mengalami pelecehan verbal dan fisik di masa kanak-kanak dan/atau menyaksikan pelecehan selama masa kanak-kanak tampaknya berperan dalam perkembangan IED. Mengalami satu atau lebih peristiwa traumatis di masa kanak-kanak juga tampaknya berperan.

Diperlukan perawatan bagi orang dengan Intermittent Explosive Disorder, biasanya melibatkan psikoterapi (terapi bicara) yang berfokus pada perubahan pikiran terkait kemarahan dan agresi. Termasuk juga perawatan dengan obat-obatan, tergantung pada usia dan gejala.

Tujuan pengobatan Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah menstabilkan keamanan orang tersebut dan orang lain, serta peningkatan substansial dalam jumlah, intensitas, dan frekuensi ledakan kemarahan.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x