Network
MALANG TERKINI – Mungkin ada beberapa orang yang menganggap stres hanya dialami oleh orang dewasa saja. Nyatanya, stres juga bisa dialami oleh anak, bahkan sejak dalam kandungan. Biasanya stres yang dialami oleh sang ibu dapat berpengaruh pada janin.
Usia anak-anak merupakan usia emas, di mana sejumlah pertumbuhan akan terjadi seperti emosional, fisik, serta kognitif. Karena adanya perkembangan pesat ini, anak yang fisik dan pikirannya masih kecil akan lebih peka dan cenderung merasa stres.
Penyebab stres pada anak cukup beragam, mulai dari rutinitas baru yang harus dilaluinya saat baru mulai bersekolah, tuntutan nilai akademis, bullying, hingga masalah yang ada dalam keluarga. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.
Lalu seperti apa tanda stres pada anak, penyebab, dan cara mencegahnya? Berikut ini ulasan lengkapnya.
Baca Juga: Yuk! Kenali Post Concert Depression, Gejala Stres yang Dialami Setelah Menonton Konser
Tanda Stres pada Anak yang Perlu Diperhatikan
Dilansir dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, terdapat tanda-tanda stres pada anak yang patut dicurigai.
1. Mengalami gangguan tidur
Tidak hanya orang dewasa saja yang siklus tidurnya berubah jika sedang stres, anak yang dilanda stres juga demikian. Anak akan mengalami susah tidur atau sering terbangun tengah malam karena mimpi buruk.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Stres Setelah Libur Panjang dan Tips Cara Mengatasinya
2. Perubahan nafsu makan
Nafsu makan pada anak yang sedang stres akan terlihat secara drastis. Perubahan nafsu makan ini bisa saja berupa penurunan atau malah kenaikan. Namun, kebanyakan anak yang stres cenderung lebih mengalami penurunan nafsu makan.
3. Lebih emosional
Salah satu tanda inilah yang paling mudah untuk dideteksi. Anak akan cenderung berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mengeluh, menangis, atau membantah semua perkataan orang di sekitarnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Bacaan Buku dari Maudy Ayunda untuk Hilangkan Stres
4. Sulit berkonsentrasi
Anak yang sedang mengalami stres juga akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Kesulitan ini juga dapat berakibat pada nilai akademis, seperti kesulitan belajar atau mengerjakan tugas sekolah.
Cara mencegah terjadinya stres pada anak
Agar anak tidak merasakan stres, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh para orang tua, di antaranya sebagai berikut.
Baca Juga: Manfaat Mewarnai untuk Orang Dewasa, Bisa Menghilangkan Stres?
1. Meluangkan waktu bersama anak
Cara pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan meluangkan waktu bersama anak. Sesibuk apapun, usahakan untuk meluangkan waktu berbincang dengan anak.
Orang tua dapat menanyakan aktivitas apa saja yang dilakukan sang anak. Hal ini dapat membuat anak merasa lebih diperhatikan.
2. Mengurangi aktivitas anak
Stres pada anak bisa saja terjadi karena banyak aktivitas yang dijalaninya. Apabila ada aktivitas yang membuatnya mengalami stres, coba untuk diskusikan bersama. Pasalnya, anak juga membutuhkan waktu luang untuk beristirahat atau melakukan kegiatan yang disukainya.
Baca Juga: 5 Tips Manajemen Stres, Kurangi dengan Melakukan Ini
3. Menciptakan suasana yang nyaman
Untuk para orang tua, sebisa mungkin hindari perselisihan di depan anak agar ia merasa nyaman di rumah. Apabila setiap bangun di pagi hari saja sudah diteriaki, atau orang tuanya bertengkar terus, pastinya anak akan menjadi tambah stres.
4. Mendengarkan setiap cerita anak
Mendengarkan setiap kali anak ingin menyampaikan sesuatu bisa menjadi cara mencegah stres pada anak. Dengan car aini, orang tua akan membantu meringankan beban stres yang tengah dialaminya.
Baca Juga: Yuk! Kenali Post Concert Depression, Gejala Stres yang Dialami Setelah Menonton Konser
5. Mendampingi anak sebaik mungkin
Di saat anak tengah dilanda stres dan sedih, coba untuk mendampinginya dan memberikan dukungan. Hal ini mungkin bisa membuatnya lebih bersemangat lagi dan lebih tenang, sehingga dapat menghadapi masalahnya dengan lebih baik.
Itulah tanda-tanda stres yang dialami anak dan cara untuk mencegahnya. Semoga bermanfaat!***
