Apa Itu Intermittent Explosive Disorder? Gangguan Kesehatan Mental Ditandai Reaksi Emosi Berlebihan

- 4 Mei 2023, 18:19 WIB
Ilustrasi. Intermittent Explosive Disorder (IED)
Ilustrasi. Intermittent Explosive Disorder (IED) /// Pexels/ Andrea Piacquadio

Contoh bagaimana kemarahan bermanifestasi meliputi:

- Amarah,
- Argumen verbal, berteriak atau mengancam orang lain,
- Menyerang orang atau hewan secara fisik, seperti mendorong, menampar, meninju, atau menggunakan senjata untuk menyakiti,
- Pengrusakan harta benda, seperti melempar, memecahkan benda, menendang atau membanting pintu,
- Kekerasan dalam rumah tangga,
- Kemarahan di jalan,
- Episode kemarahan bisa ringan atau berat. Mereka mungkin melibatkan menyakiti seseorang cukup parah untuk memerlukan perhatian medis atau bahkan menyebabkan kematian.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Bus Santri Tujuan Ponpes Gontor di Parigi Moutong, Puluhan Penumpang Jadi Korban

Bagi seseorang yang menderita IED, tepat sebelum ledakan amarah, mereka mungkin mengalami:

- Kemarahan,
- Sifat lekas marah,
- Rasa tegang yang meningkat,
- Pikiran balap,
- Komunikasi yang buruk,
- Peningkatan energi,
- Tremor,
- Palpitasi jantung,
- Sesak dada,
- Setelah ledakan, penderita akan merasa lega, diikuti dengan penyesalan dan rasa malu.

Apa yang menyebabkan Intermittent Explosive Disorder?

Para peneliti masih berusaha untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan eksplosif intermiten, tetapi menurut mereka faktor genetik, biologis, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangannya:

1. Faktor genetik

IED lebih sering terjadi pada keluarga kandung. Studi menunjukkan bahwa 44 persen hingga 72 persen kemungkinan mengembangkan perilaku Intermittent Explosive Disorder adalah genetik.

2. Faktor biologis

Studi menunjukkan bahwa struktur dan fungsi otak berubah dalam IED. Misalnya, studi pencitraan resonansi magnetik otak (MRI) menunjukkan bahwa itu memengaruhi amigdala, yang merupakan bagian otak yang terlibat dalam fungsi emosional. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa tingkat serotonin (neurotransmitter dan hormon) lebih rendah dari ukuran normal pada orang dengan Intermittent Explosive Disorder (IED).

Halaman:

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x