Studi : 1 dari 3 Remaja Indonesia Mengalami Masalah Kesehatan Mental

- 6 Maret 2023, 14:41 WIB
Ilustrasi. Remaja yang mempunyai gangguan mental
Ilustrasi. Remaja yang mempunyai gangguan mental ///Pixabay/Gerd Altmann

MALANG TERKINI – Masalah kesehatan mental di Indonesia belum sepenuhnya diperhatikan oleh masyarakat Indonesia dan sering kali diabaikan oleh masyarakat Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh penelitian Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada.

Dalam penelitian dilakukan survei terhadap 5.664 remaja Indonesia yang berusia 10-17 tahun. Hasil dari penelitian tersebut adalah 1 dari 3 remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan dan 1 dari 20 remaja di Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban 1444 H? Simak Sejarah dan Peringatan Malam Nisfu Syaban

Angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja tersebut mengalami masalah kesehatan berdasarkan dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edisi Kelima (DSM-5).

1 dari 3 remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental

Dikutip Malang Terkini dari laman resmi UGM mengungkapkan hasil dari penelitian yaitu sebesar 3,7 persen gangguan jiwa yang dialami remaja Indonesia adalah gangguan jiwa kecemasan (gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas secara menyeluruh).

Sebesar 1,0 persen mengalami gangguan depresi mayor, sebesar 0,9 persen mengalami gangguan perilaku, sebesar 0,5 persen mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan sebesar 0,5 persen mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).

Selain masalah gangguan mental, penelitian ini menemukan bahwa hanya sedikit remaja yang mencoba untuk mencari bantuan profesional dalam menghadapi masalah kesehatan mentalnya. Padahal dari pemerintah sudah memberikan fasilitas kesehatan sebagai upaya dari masalah kesehatan mental ini.

Baca Juga: Nafas Berbau Saat Puasa Apakah Hal Wajar? Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Menurut penelitian tersebut hanya terdapat 2,6 persen remaja yang mengalami masalah kesehatan mental yang mencoba mencari bantuan ke profesional dalam 12 bulan terakhir.

Adanya pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang cukup signifikan pada masalah kesehatan mental ini. Penelitian ini dilakukan pada 2021 saat terjadi pandemi Covid-19 dan menemukan 1 dari 20 remaja mengalami gangguan mental.

Merebaknya Covid-19 membuat remaja lebih merasa tertekan, cemas, kesepian, dan sulit berkonsentrasi.

I-NAMHS menemukan bahwa 38,2 persen remaja memilih untuk mengakses layanan kesehatan mental dari sekolahnya. Sedangkan 43,8 persen remaja memilih untuk menyelesai masalah kesehatan mentalnya sendiri dengan dukungan dari keluarga dan teman-temannya.

I-NAMHS sendiri merupakan merupakan bagian dari National Adolescent Mental Health Survey yang dilaksanakan juga di Kenya dan Vietnam.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Wisata Kuliner Paling Enak di Lumajang Jawa Timur

Penelitian tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin University of Queensland Australia, dan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Amerika Serikat.

Terdapat 6 hal yang menjadi fokus I-NAMHS antara lain fobia sosial, gangguan kecemasan, gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).

Selain itu I-NAMHS mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah kesehatan mental seperti perundungan, sekolah, hubungan dengan teman sebaya dan keluarganya, perilaku srks, penggunaan zat adiktif, trauma pada masa kecil, dan penggunaan fasilitas kesehatan.

Adanya I-NAMHS dapat membantu pemerintah dan pihak lain untuk merencanakan program advokasi yang lebih baik untuk remaja Indonesia.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x