Kandungan antioksidan dalam teh dan kopi
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2013 mengungkap, kandungan antioksidan pada kopi lebih banyak daripada kandungan antioksidan teh, cokelat panas, ataupun anggur merah.
Antioksidan umum dalam kopi mengandung asam chlorogenic, ferulic, caffeic, dan n-coumaric. Beberapa ahli bahkan menganggap kafein sebagai antioksidan. Selain itu, terdapat katekin yang merupakan komponen utama teh hijau, yang dianggap sebagai antioksidan bersifat anti-inflamasi.
Mengonsumsi antioksidan dalam bentuk kopi atau teh berpotensi mencegah degradasi oksidatif, yakni reaksi kimia yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Di mana hal itu berpotensi mencegah atau mengobati penyakit degeneratif kronis, seperti stroke, kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Teh dan kopi membuat ketagihan
Efek dari mengonsumsi teh maupun kopi bisa membuat ketagihan, dan kita harus berhati-hati sebelum membiarkan diri kecanduan.
Menurut ahli gizi, jika ingin mengurangi asupan kafein, teh mungkin pilihan yang lebih baik, sedangkan jika mencari sumber antioksidan yang kaya, jenis teh tertentu mungkin lebih bermanfaat.
Baca Juga: Beredar Video CCTV Siswi SMA di Bandung, Kesya Diduga Diculik dan Ditodong Mantan Pacar
Misalnya pada teh hitam mengandung 48 miligram kafein, teh hijau mengandung 29 miligram kafein, sedangkan teh herbal murni seperti peppermint dan chamomile sama sekali tidak mengandung kafein.
Konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
Terdapat manfaat yang baik jika mengonsumsi teh atau kopi, namun dalam kadar yang cukup. Jika mengonsumsi terlalu banyak, maka kandungan kafein di dalamnya dapat membahayakan, di antaranya dapat menyebabkan:
- Mual,
- Diare,
- Insomnia,
- Kecemasan,
- Detak jantung meningkat, dan
- Serangan epilepsi.
Perlu diingat untuk minum kopi dan teh secukupnya, karena minum lebih dari empat atau lima cangkir per hari dapat memberikan risiko kesehatan karena adanya kandungan kafein.***